8 Indikator Pelaksanaan Pembelajaran Daring pada Tingkat Pendidikan Dasar

Indikator pelaksanaan pembelajaran daring pada tingkat pendidikan dasar, penting dipegang oleh guru agar proses belajar-mengajar bisa berlangsung dengan baik.

Indikator ini dipaparkan oleh Bapak Muhammad Irfan, S.Pd., M.Pd – Ketua Program Studi (Prodi) PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar) FIP (Fakultas Ilmu Pendidikan) UNM (Universitas Negeri Makassar) pada diskusi virtual melalui Zoom yang berlangsung pada tanggal 28 April lalu.

Pada diskusi bertajuk Pembelajaran Daring Solusi atau Masalah, Pak Irfan mengatakan bahwa pembelajaran daring (online) seharusnya esensinya sama saja dengan pembelajaran di dalam ruang kelas. Guru jangan sampai kebablasan, hanya memberikan tugas dan menunggu tugas dikumpulkan oleh para siswa tanpa ada “sentuhan” guru di dalam grup. Grup bisa dimanfaatkan untuk berdiskusi dan memantau apakah para siswa sudah mengerti atau belum.


Ada 8 (dari 10) indikator untuk keperluan guru sekolah dasar yang dipaparkan Pak Irfan, bersumber dari OLC (Online Learning Consortium) 2020:

1. Rancangan pembelajaran.


Guru tetap perlu membuat rancangan pembelajaran. Rancangan pembelajaran ini tetap harus ada. Tujuannya ialah agar guru paham kira-kira apa yang akan diperoleh anak-anak dalam kegiatan belajar dalam jaringan. Rancanglah pembelajaran sedemikian rupa dengan prinsip centered learning.

2. Aksesibilitas.


Kegiatan pembelajaran online yang diselenggarakan mudah diakses kapan saja oleh siswa, di mana pun dia berada. Perhatikan apakah memungkinkan siswa menggunakan perangkat yangmana siswa dan orang tuanya dimudahkan atau tidak merasa dipersulit.

3. Capaian pembelajaran (learning outcome).


Tentukan apa yang mau dicapai dalam pembelajaran tersebut? Hal ini menjadi alat ukur untuk mengukur kualitas pembelajaran.

4. Memberikan konten pembelajaran daring.


Pikirkan, maunya kontennya bagaimana? Apakah kontennya selaras? Apakah bervariasi? Jangan sampai guru hanya mengirim LKS terus untuk dikerjakan siswa. Padahal bisa menggabungkan video dengan Power Point, atau bahan bacaan lain misalnya.


5. Ada aktivitas belajar online.


Aktivitas belajar yang terjadi seharusnya adalah kegiatan yang mengarahkan anak untuk melakukan pembelajaran. Sekali-kali harus dipantau juga. Misalnya jika menggunakan grup Whatsapp, pantaulah anak ketika memberikan tugas. Tanyakan kepada anak apakah ada masalah dengan tugas atau pembelajaran yang guru berikan?

Jika ada masalah, siswa dibolehkan bertanya seperti selayaknya melakukan pembelajaran di dalam kelas. Jangan lepas tangan begitu saja setelah memberikan tugas.

6. Ada aktivitas tugas.


Sangatlah wajar ada penugasan namun ingat, jangan terlalu banyak. Dan tetap pastikan tugas yang diberikan itu berhubungan dengan kompetensi yang ingin dicapai.

7. Ada aktivitas diskusi.


Banyak terjadi kekurangan, di mana tak ada lagi proses diskusi. Lalu bagaimana kalau anak salah menjawab, apakah guru tinggal menyalahkan? Menurut Pak Irfan, jangan sampai hal tersebut dilakukan. Harus tetap ada diskusi di dalam grup dan berlangsung secara online.

Jika  pandemi Covid-19 ini berlanjut terus, yang entah sampai kapan maka kita akan lakukan pembelajaran daring terus. Maka secara sadar kita perlu mengubah bentuk pembelajaran.

8. Melakukan evaluasi.


Salah satu cara yang dilakukan dalam mengevaluasi siswa adalah dengan mengirimkan lembar kegiatan. Namun pastikan apakah mampu mengukur kemampuan siswa. Jangan hanya bertanya saja atau membuat soal saja. Tanyakan kepada siswa, apa yang mereka rasakan dan apa yang mereka pahami.

Itulah 8 indikator pelaksanaan pembelajaran daring pada tingkat pendidikan dasar yang selayaknya dilaksanakan guru. Orang tua pun bisa mengambilnya sebagai indikator dalam mendampingi anak belajar di rumah dan mengukur kemampuan anak dalam menyerap pelajaran yang diberikan.

Makassar, 15 Mei 2020

0 komentar