Mata Kering pada Paruh Baya, Jangan Biarkan Jadi Penyakit! - Pertemuan dengan kawan lama, makin lama makin spesifik saja pembahasannya. Pembahasan tentang keluarga tetap ada, sebagaimana usia 20-an ketika baru pada punya anak. Makin ke sini, ketika memasuki usia paruh baya (40-59 tahun), ada pembahasan yang selalu saja berulang, yaitu MASALAH KESEHATAN dan berbagi info produk herbal terbaik. Namun demikian, pembahasan masih pada seputar penyakit degeneratif seperti hipertensi, penyakit jantung, kanker, atau diabetes. Tak terpikir ada satu jenis penyakit yang lumayan mengganggu pada kelompok usia paruh baya, yaitu: MATA KERING (dry eye disease, DED)!
Sebanyak Apa Kasus Mata Kering pada Paruh Baya?
Bukan
asal-asalan pernyataan di atas sebab Laporan Tear Film and Ocular Surface Society
(TFOS DEWS II) menyimpulkan prevalensi DED di berbagai populasi berkisar luas
antara 5–50%[1].
Prevalensinya cenderung meningkat seiring bertambahnya usia[2]
dan prevalensi pada perempuan lebih tinggi daripada pria (perbedaan signifikan
terutama pada kelompok usia lanjut)[3].
Bahkan
secara khusus, sebuah meta-analisis Asia di mana peneliti mengumpulkan data
dari beberapa studi tentang penyakit mata kering (DED) di Asia (lalu menghitung
rata‑rata prevalensinya) melaporkan
prevalensi DED pooled sekitar 20,1% (95% CI: 13,9–28,3%)[4].
Maksud dari angka tersebut adalah bahwa kira‑kira 20 dari setiap 100 orang di Asia memiliki penyakit mata kering. Namun demikian, meski rata‑ratanya 20,1%, angka sebenarnya bisa lebih rendah (sekitar 14%) atau lebih tinggi (hingga sekitar 28%). Analoginya, bayangkan ada 100 orang: rata‑rata sekitar 20 orang menderita mata kering, tapi bisa jadi sebenarnya yang terkena hanya 14 orang atau sebanyak 28 orang – kita cukup yakin hasil sebenarnya berada dalam kisaran itu. Rentang ini menggambarkan “jangkauan perkiraan” peneliti atas prevalensi sesungguhnya.
Sementara
itu, prevalensi pada laki-laki dan perempuan masing-masing ≈16,4% dan 21,7% (perempuan
secara signifikan lebih tinggi, p<0,001)[5].
Secara umum, prevalensi meningkat seiring bertambahnya usia.
Adapun maksud dari angka pada
paragraf sebelum ini adalah bahwa:
Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 16 dari 100 pria dan sekitar 22 dari 100 wanita mengalami gejala mata kering. Artinya, wanita lebih sering terkena mata kering dibanding pria, dan perbedaan ini sangat jelas menurut hasil penelitian (ditandai dengan angka statistik p<0,001, yang artinya hasilnya sangat bisa dipercaya, bukan kebetulan saja). Selain itu, semakin bertambah usia seseorang, semakin besar juga kemungkinan mereka mengalami mata kering. Jadi, usia dan jenis kelamin berpengaruh terhadap seberapa besar risiko seseorang mengalami kondisi ini.
Jadi,
bisa disimpulkan bahwa mata kering cukup sering terjadi di Asia, terutama pada
orang dewasa atau paruh baya, dan jumlah pastinya bisa bervariasi tergantung
tempat dan kondisi tiap negara.
Penyebab Utama Mata
Kering pada Usia Paruh Baya
Dilansir dari berbagai sumber, mata kering pada kelompok
usia paruh baya bisa terjadi karena hal-hal ini:
1. Penurunan Produksi
Air Mata (Efek Penuaan)
Seiring bertambahnya usia, kelenjar
air mata (lacrimal gland) secara alami memproduksi lebih sedikit air
mata[6].
Cairan yang diproduksi juga bisa lebih encer atau tidak stabil, menyebabkan mata
cepat kering.
2. Perubahan Hormon (Terutama pada Perempuan)
Pada wanita usia paruh baya, menurunnya
hormon estrogen dan androgen (terutama saat perimenopause dan menopause)
bisa mengganggu fungsi kelenjar meibomian dan lacrimal[7].
Hal ini membuat lapisan lipid air mata menipis, sehingga air mata cepat
menguap.
3. Penggunaan Layar yang
Intensif
Banyak orang usia 40-an masih sangat
aktif secara profesional dan sering menatap komputer/laptop lama atau menggunakan
gadget dalam waktu lama. Hal ini menyebabkan berkurangnya frekuensi
berkedip, sehingga air mata menguap lebih cepat[8].
4. Kelelahan dan Kurang
Tidur
Gaya hidup sibuk dan stres bisa
menyebabkan mata mudah lelah, memperparah gejala kering, gatal, dan
perih[9].
5. Paparan AC, Polusi,
dan Udara Kering
Tempat kerja ber-AC, ruang tertutup,
atau udara luar yang kotor dapat mengganggu kestabilan film air mata[10].
6. Efek Samping
Obat-obatan
Banyak orang usia paruh baya mulai
rutin konsumsi obat semisal antidepresan. Sejumlah antidepresan menjadi salah
satu penyebab DED[11].
Obat penurun tekanan darah dan diuretik, ada yang efek sampingnya menurunkan
produksi air mata karena menurunkan cairan tubuh secara keseluruhan .
7. Penyakit Sistemik
Ringan hingga Sedang
Kadang juga mata kering pada paruh
baya disebabkan oleh kondisi medis ringan seperti:
Diabetes
tahap awal
Cohort Taiwan (2005–2020) menunjukkan
peningkatan risiko DED pada pasien diabetes, terutama mereka dengan kontrol
gula yang buruk dan komplikasi mikrovascular[12].
Selain itu, meta-analisis dari empat studi besar (2,5 juta peserta) menemukan
bahwa diabetes meningkatkan risiko mata kering[13].
Hipotiroid
Studi literatur terkait risiko DED
memasukkan penyakit tiroid sebagai faktor yang memiliki asosiasi terbukti.
Salah satunya adalah review sistematis (Hasan et al., 2022) di Saudi
Journal of Ophthalmology mencantumkan abnormalitas tiroid sebagai salah satu
faktor risiko terkuat untuk sindrom mata kering[14].
Kolesterol
Tinggi
Meskipun tidak langsung disebutkan,
diabetes dan hipotiroidisme sering berhubungan dengan gangguan lipid, yang juga
dimasukkan sebagai faktor risiko DED oleh review TFOS DEWS II[15].
Nah, sampai di sini jelas kan semua
ini bisa memengaruhi kualitas air mata tanpa disadari sementara kaum usia paruh
baya tidak menyadari perlu mengatasi gejala mata kering. Gejala mata kering
pada usia paruh baya adalah kombinasi dari faktor biologis (penuaan, hormon)
dan gaya hidup modern. Walaupun tampak sepele,
gejala seperti mata sepet, perih, lelah, justru bisa menjadi tanda gangguan keseimbangan
film air mata[16]
yang jika dibiarkan bisa menjadi gangguan mata kering.
Dampak Mata Kering Berkepanjangan
Mata kering jangan disepele in. Gejala mata kering tak boleh
diabaikan sebab bisa mengakibatkan gangguan berkepanjangan yang bukan hanya
pada mata namun juga menyangkut kenyamanan dan kualitas hidup. Berikut ini
dampak gejala mata kering yang diabaikan:
1. Luka
dan Infeksi pada Mata
Mata tanpa
pelindung cukup (film air mata) rentan mengalami goresan kecil (abrasi), yang
bisa berkembang menjadi ulkus kornea — luka serius di permukaan mata —
dan bahkan dapat menyebabkan parut atau kebutaan sebagian. Mayo Clinic
menjelaskan bahwa jika mata kering tidak diobati, bisa menyebabkan peradangan,
abrasi permukaan kornea, ulkus kornea, dan kehilangan penglihatan[17].
2. Penglihatan
Kabur dan Mudah Lelah
Banyak yang
merasa mata sepet, perih, atau lelah saat membaca atau bekerja depan
layar, sehingga produktivitas dan konsentrasi terganggu. Bahkan gangguan ini
serupa dampaknya dengan beberapa kondisi medis kronis ringan[18].
3. Rasa
Tidak Nyaman Sepanjang Hari
Mata bisa
terasa perih, gatal, dan berat, serta membuat sebagian besar aktivitas
sehari-hari terasa kurang menyenangkan. Ada orang yang bahkan merasa tidak
sanggup mengenakan lensa kontak lagi karena gangguan pada matanya itu.
4. Stres
dan Gangguan Emosional
Ketidaknyamanan
terus-menerus bisa menciptakan suasana hati yang buruk, stres, hingga gangguan
tidur. Studi pada 71.761 orang menunjukkan pasien DED lebih sering
mengalami kualitas tidur buruk. Bahkan setelah memperhitungkan faktor lain
seperti usia dan penyakit tambahan, hubungan ini tetap signifikan[19].
Selain itu, survei di suatu klinik
mata terhadap 1.000 pasien menunjukkan mereka dengan DED mengalami gangguan
tidur & mood paling berat. Stres kronis akibat sensasi mata kering
menyebabkan kesulitan tidur dan menurunkan produktivitas[20].
5. Biaya
dan Waktu yang Meningkat
Segala dampak
akibat gejala mata kering yang tak diatasi, lalu terapi dan kontrol ke dokter
menghasilkan biaya tahunan yang cukup besar, serta menyita waktu ketika
harus bolak-balik ke klinik.
Solusi Preventif
Mengatasi Mata Kering Tanpa Perlu ke Dokter
Maka dengn demikian, untuk mengatasi segala
dampak yang disebutkan di atas, perlu dilakukan upaya-upaya preventif untuk mengatasi
DED, #MataKeringJanganSepelein, yaitu:
1. Rajin Istirahat Mata
Gunakan aturan 20–20–20 (setiap 20
menit lihat jauh 20 detik).
2. Jaga Kelembapan Ruang
AC cenderung menurunkan kelembapan
udara hingga di bawah 30%, yang dapat mempercepat penguapan air mata dan
menyebabkan iritasi mata kering[21].
Menambahkan uap air ke udara ruangan dengan humidifier membantu
mempertahankan kelembapan ideal, sehingga lapisan air mata tidak cepat menguap[22].
Hindari blower AC di kantor dan rumah langsung ke mata[23].
3. Rutin Cek Mata
Rutinkan mengecek kesehatan mata
sendiri untuk mendeteksi dini gejala mata kering sebelum kondisinya semakin
parah.
4. Gunakan Tetes Mata
yang Aman
Tetesin insto dry eyes pada mata kering untuk memberikan efek pelumas
seperti air mata. Manfaatnya adalah mengatasi gejala mata kering, meringankan
iritasi mata yang disebabkan oleh kekurangan produksi air mata. Selain itu #InstoDryEyes dapat dipergunakan sebagai pelumas
pada mata palsu. Insto Dry Eyes tersedia
dalam ukuran 7,5 ml, dalam kemasan mungil yang mudah dibawa ke mana-mana.
Demikian ya, pembaca. Ketika reuni
dengan kawan-kawan seangkatan, coba ditanya kawan-kawannya yang usia 40-59
tahun, bagaimana dengan gejala mata kering, Adakah mereka merasakannya? Jika
ada, ingatkan mereka untuk mengantisipasinya secepat mungkin. Beberapa tips di
atas bisa dibagikan kepada kawan-kawanmu agar mereka paham. Beri tahu juga
tentang Insto
Dry Eyes, ya.
Jangan biarkan mata kering pada paruh baya jadi penyakit menetap!
Makassar, 8
Juni 2025
[1] https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28736337/#:~:text=prevalence%20of%20DED%20ranged%20from,Risk%20factors%20were%20categorized%20as
[2] Idem
[3] Idem
[4] https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/35760054/#:~:text=prevalence%20of%20DED%20in%20Asia%2C,9
[5]
Idem
[6] https://bjo.bmj.com/content/81/10/824
[7] https://wellbeingmagazine.com/menopause-and-hormones-the-relationship-with-dry-eye-disease/
[8] https://www.medicalnewstoday.com/articles/computers-and-dry-eyes
[9] https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1542012420302032
[10] https://www.frontiersin.org/journals/medicine/articles/10.3389/fmed.2022.909330/full?utm_source=chatgpt.com
[11] https://www.reviewofoptometry.com/article/how-systemic-drugs-trigger-dry-eye-disease
[12] https://www.frontiersin.org/journals/medicine/articles/10.3389/fmed.2022.980714/full
[13] https://link.springer.com/article/10.1007/s10792-019-01110-y?utm_source=chatgpt.com
[14] https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/35391807/#:~:text=evaluated%20variables,factors%20for%20dry%20eye%20syndrome
[15] https://www.health.com/condition/eye-health/medications-cause-dry-eye,
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1542012420300665
[16] Film
air mata adalah lapisan tipis cairan yang menyelimuti permukaan bola mata
(kornea). Fungsinya sangat penting untuk menjaga kesehatan, kenyamanan, dan
kejernihan penglihatan.
[17] https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dry-eyes/symptoms-causes/syc-20371863
[18] https://www.reddit.com/r/Dryeyes/comments/1hmc3gn
[19] https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/33421635/
[20] https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC4386766/
[21] https://www.msjgroup.co.id/2024/12/cara-mengatur-kelembapan-ruangan-untuk.html
[22] https://www.theretinacentre.com/blogs/relation-of-humidity-and-dry-eye
[23] https://rsmataundaan.co.id/penyakit-mata/mata-kering-karena-ac-cara-mengatasi-dan-mencegahnya/
0 komentar