Lembah Hijau Rumbia Bangkit Melawan Pandemi - Ridwan Nojeng menjelaskan mengenai letak Lembah Hijau Rumbia (LHR) dari Air Terjun Bossolo di dalam video berjudul Kena PRANK Menteri Pariwisata Sandiaga Uno Di Kab. Jeneponto. Part 1 yang ditayangkan 2 pekan lalu. Saya nonton video di channel YouTube milik Ridwan Nojeng ini karena penasaran prank apakah yang dimaksud?
Ternyata satu tahun sebelumnya Bapak Menteri Sandiaga Uno berkunjung ke Air Terjun Bossolo dan sempat menyebut LHR. Berbekal keterangan itu, sejumlah wisatawan mengira Lembah Hijau Rumbia terletak di wilayah yang sama dengan Air Terjun Bossolo padahal keduanya berjarak beberapa desa. Alhasil mereka kecewa karena tidak mendapati LHR di area Air Terjun Bossolo.
Butuh waktu 20 menit untuk
mencapai Lembah Hijau Rumbia dari Air Terjun Bossolo yang sama-sama berada
dalam wilayah Kecamatan Rumbia, Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan. Wisata
air terjun yang indah itu terletak di Desa Rumbia sementara LHR terletak di
Desa Tompobulu.
Keingintahuan saya
mengenai perkembangan Lembah Hijau Rumbia saat ini membawa saya kepada channel
YouTube milik Ridwan Nojeng. Nama tempat wisata ini ngetop pada
tahun 2016, ketika Ridwan mendapatkan anugerah SATU Indonesia Award untuk
bidang lingkungan. Dia berjuluk Pahlawan Lembah Hijau Rumbia.
Perjalanan Membangun
Desa Tompobulu Menjadi Desa Wisata
Lelaki kelahiran tahun
1984 ini menjadi motor gerakan sosial ekonomi di desanya dimulai dengan
mengubah pola bercocok tanam warga desa pada tahun 2010 dengan pola pertanian
modern dengan menggunakan pupuk organik.
Pada masa itu tak mudah
mengubah pola pikir generasi sebelum Ridwan maka dia memulainya dari generasi
muda, dimulai dari dirinya bersama 5 sepupunya yang senantiasa menyempatkan
diri untuk berkumpul, mempelajari tanaman, dan melakukan riset pupuk organik.
Ridwan mendatangi
rumah-rumah dan mengedukasi para pemudanya dan memberikan pupuk organik secara
cuma-cuma. Para pemuda memberikan pupuk organik secara sembunyi-sembunyi kepada
tanaman di lahan orang tua mereka hingga akhirnya para orang tua melihat
perbedaan antara kualitas tanaman yang diberikan pupuk organik dengan yang
tidak. Akhirnya para orang tua meminta semua tanaman diberikan pupuk organik
saja.
Generasi sebelum mereka skeptis jika pertanian di Tompobulu bisa sebagus dengan di Jawa. Membaca informasi ini di ebook SATU Indonesia Awards, Inspirasi Para Penerang Negeri yang diterbitkan Astra, saya memahaminya karena orang-orang di daerah Sulsel banyak yang merasa untuk segala sesuatu kami lebih terbelakang padahal belum dimaksimalkan saja potensinya.
Ridwan sebenarnya belum
pernah kuliah sebelumnya. Dia membaca informasi dari buku-buku yang dibelinya
di Kota Makassar yang berjarak ratusan kilometer dari desanya. Saat itu akses internet masih sangat minim. Dia
yakin sumber daya alam di kampungnya yang merupakan wilayah tersubur di
Kabupaten Jeneponto itu tak kalah dengan Bogor.
Setelah berjalan 3 tahun,
pada tahun 2013 Ridwan mulai memproduksi pupuk organik secara massal.
Permintaan dari luar kabupaten bahkan meningkat hingga 200 ton. Meskipun demikian,
bagi warga desanya, pupuk dibagi-bagikannya secara gratis.
Sistem pertanian di Desa
Tompobulu lama-kelamaan kian modern. Masyarakat sudah mulai menerapkan
penggunaan mulsa[1],
optimalisasi lahan, serta pola pertanian yang mengurangi penggunaan tenaga
manusia.
Edukasi pertanian pun dilakukan secara menyeluruh, bukan hanya terkait penggunaan pupuk organik. Keadaan ekonomi masyarakat berangsur meningkat. Kerennya, Desa Tompobulu yang terletak pada ketinggian 1000 mdpl ini pun menjadi desa yang mampu menyuplai kebutuhan sayur ke luar daerah, seperti Kota Makassar bahkan hingga ke Kalimantan.
Ternyata, konsep desa
wisata sudah menjadi hal yang dipikirkan Ridwan sejak awal. Sejak ide edukasi
pupuk pada tahun 2010, format solid desa wisata memang sudah menjadi mimpi
besarnya. Menurut Ridwan, perbaikan ekonomi desa baru bisa diwujudkan secara
lebih merata melalui desa wisata.
Maka saat konsep sistem
pertanian baru itu sudah berjalan, perwujudan desa wisata kian mantap. Kawasan
wisata Lembah Hijau Rumbia pun diluncurkan pada tahun 2011. Menurut Ridwan,
satu-satunya gerakan yang bisa mengangkat ekonomi secara utuh adalah wisata.
Di kawasan Lembah Hijau Rumbia, saat Ridwan Nojeng ditetapkan sebagai peraih anugerah SATU Indonesia telah memiliki puluhan toko milik masyarakat dengan melibatkan para pemuda desanya. Mereka menjual souvernir seperti boneka berpakaian adat Makassar, penganan tradisional, membangun vila juga homestay, dan sebagainya. Masyarakat Rumbia sudah mampu mandiri dari sisi ekonomi.
Manfaat
Penghijauan di Desa Tompobulu
Walaupun dulu sempat
dianggap orang gila karena idenya yang antimainstream, Ridwan ternyat
bisa menggerakkan penghijaun yang kemudian perekonomian desa. Penghijauan
bermanfaat untuk:
1. Mencegah
Erosi Tanah
LHR yang dahulu tandus (namun masih yang tersubur di Jeneponto) ini
menjadi “benteng” bagi daerah sekitarnya dari terjadinya banjir akibat tanah
longsor dan mencegah Desa Tompobulu menjadi lahan tandus. By the way, tanah
tandus dengan mudah mengalami banjir saat hujan, yang mengakibatkan lapisan
tanah atas terbawa ke sungai dan sumber air lainnya di daerah itu.
Penghijauan juga membawa manfaat kepada pepohonan yang bertindak
sebagai penghalang angin sehingga melemahkan kecepatan angin dan mengurangi
dampak dan kemampuannya untuk membawa partikel yang besar dari tanah. Akar-akar
pohon yang tertanam di dalam tanah juga berguna menahan tanah untuk memastikan
bahwa tanah tidak terseret air selama banjir.
2. Mencegah
Banjir
Akar dari pepohonan dalam
suatu lahan berfungsi sebagai penyerap air dan menyimpan air di dalam tanah. Air
yang terserap terkunci di dalam tanah. Terkuncinya air ke dalam tanah ini mengecilkan
risiko terjadinya banjir. Air hujan yang volumenya banyak tidak akan meluap
sehingga banjir dapat dicegah.
3. Kualitas
Udara Menjadi Lebih Baik
Pohon berperan penting
dalam memurnikan udara. Orang yang tinggal di daerah yang banyak pohonnya berisiko
lebih kecil menderita kondisi atau penyakit yang berhubungan dengan udara. Hal
ini dimungkinkan karena pohon dapat memurnikan karbon dioksida dan memberikan
oksigen melalui fotosintesis.
4. Memperbaiki
Daerah Aliran Sungai
Daerah Aliran Sungai (DAS)
bermanfaat untuk menerima, menyimpan, dan mengalirkan air hujan melalui sungai.
Di musim hujan seperti ini, peran DAS besar sekali. Penghijauan bermanfaat bagi
terjadinya DAS baru.
5. Pelestarian
Satwa
Kini dari Lembah Hijau Rumbia terdengar suara serangga dan burung dengan jelas seperti di tengah hutan. Banyaknya pohon menjamin ketersediaan makanan satwa yang tinggal di hutan. Hutan juga menjaga keseimbangan ekosistem di wilayah tersebut.
6. Pengontrol
Iklim
Bumi ini semakin tua. Kondisi
bumi diperparah dengan berbagai aktivitas manusia yang menyumbang polusi dan
pemanasan global, seperti adanya limbah industri, dan asap kendaraan. Polusi
udara menyebabkan perubahan iklim. Pemanasan global merupakan contoh perubahan
iklim yang sudah kita rasakan. Dengan penghijauan, pohon-pohon yang ditanam menetralisir
udara yang tercemar.
7. Penghasil
Pupuk Organik
Penghijauan di Tompobulu
makin memudahkan warga setempat memperoleh pupuk alami. Daun-daun yang gugur
dari pohon, dapat ditampung dan diolah menjadi pupuk kompos.
8. Memperindah
Pemandangan
Tentunya bukan hanya manfaat kesehatan, mata pun “terhibur” dengan pemandangan area yang hijau seperti di LHR. LHR yang indah sekarang menjadi tempat wisata yang 12 tahun lalu tidak dibayangkan oleh warga sekitar akan jadi seperti sekarang.
9. Mendukung Dunia Pendidikan
Ketersediaan alam yang asri dan alami menjadikan LHR menjadi tempat yang sangat mendukung berjalannya Kurikulum Merdeka bagi SMPN 2 Rumbia yang letaknya dekat dari LHR. Sejak tahun 2021, sekolah ini di bawah kepemimpinan Bapak Dr. Suhaedir Bachtiar, M.Pd sudah memanfaatkan lingkungan, sarana, dan prasarana LHR sebagai sumber belajar siswa dan tempat meeting guru. Khusus bagian ini, bisa dibaca pada bagian khusus dalam tulisan ini.
Rapat guru SMPN 2 Rumbia, dirangkaikan dengan rekreasi, 2021. |
Lembah Hijau Rumbia Kini
Keunikan dari objek wisata
Lembah Hijau Rumbia adalah dalam penggunaan bambu sebagai bahan bangunan utamanya.
Oleh karena itu kawasan yang berjarak sekitar 27 km dari Bontosunggu (ibukota Kabupaten
Jenepento) dan 90 km dari Makassar ini dikenal juga dengan sebutan Kampung Bamboo oleh warga sekitar.
Spot wisata yang terletak di kaki
Gunung Lompobattang ini menyuguhkan pemandangan pegunungan yang asri dan
hamparan sawah. Diperlengkapi pula dengan berbagai fasilitas seperti gazebo,
restoran, ruang pertemuan, dan kolam renang yang airnya berasal dari mata air pegunungan
dan nantinya sisa air kolam akan dialirkan ke sawah warga melalui irigasi desa.
Terdapat pula penginapan
atau cottage yang menyatu dengan alam, juga ada area berkemah,
paket wisata outbond, flying fox, trekking,
gazebo,
tempat bermain, edukasi anak, lapangan hijau, ayunan tinggi, dan kebun stroberi untuk
para wisatawan yang datang berkunjung.
Ada kafe yang menyajikan kopi dan ragam makanan tradisional. Hobi narsis bakal tersalurkan di sini karena banyaknya spot foto nan instagrammable. Kabar baik lagi, sekarang bisa memesan resort Lembah Hijau Rumbia di Traveloka. Tiket.com, dan Trip.com!
Desa wisata ini bisa
dimanfaatkan untuk mengadakan panggung pertunjukan, baik untuk musik maupun
sendratari. LHR menawarkan adventure trip menggunakan mobil jip melintasi
3 kabupaten seperti di tempat wisata Bromo.
Lembah Hijau Rumbia Bangkit dari Pandemi
Dalam sebuah artikel yang
terbit Desember 2021 di Republika.co.id disebutkan bahwa jumlah pengunjung
menurun drastis saat badai pandemi. Bahkan saat tinggi-tingginya kasus covid-19,
tak ada seorang pun yang berkunjung ke Rumbia. "Menjelang puasa minggu
terakhir liburan biasanya kami mendapat Rp 20 juta sehari, tapi ini kemarin
hanya Rp 700 ribu,"ujar Ridwan.
Dua bulan terakhir di
penghujung 2021, pengunjung ke Rumbia sudah semakin meningkat menyusul
meredanya pandemi covid-19. Jelang tahun baru, penginapan telah full booked.
Harganya bervariasi, ada yang Rp1,2 juta dan Rp1 juta per malamnya. Ratusan
orang datang setiap pekannya. Ridwan pun telah mempekerjakan kembali staf yang
sempat dirumahkan. LHR bangkit.
Ridwan masih menjalin komunikasi dengan Astra. Dirinya beberapa kali diminta membawakan materi di kampus-kampus sebagai inspirator. Baginya penghargaan SATU Indonesia merupakan pelecut untuk terus berinovasi.
Tugasnya membangun desa wisata
masih berujung asa dan impian yang belum kesampaian. Lelaki ini ingin agar desa
wisata di Kecamatan Rumbia ini mendunia. Salah satu caranya, Ridwan kerap
membagikan informasi terkini mengenai LHR di akun Instagram @lembah_hijau_rumbia_resort yang kini telah memiliki follower
lebih dari 32.000. Senang melihat-lihat akun Instagramnya, berbagai
aktivitas telah terselenggara di LHR.
Cara-cara lain yang
diterapkan dalam rangka mengundang wisatawan asing adalah dengan terus menjaga
kebersihan dan kelestarian lingkungan, juga dengan terus menggali budaya
setempat yang belum terekspos sepenuhnya seperti tari, musik tradisional, dan ritual
pernikahan.
Ridwan Nojeng sekarang
aktif membagikan aktivitasnya dalam mengelola LHR sekaligus dalam mengelola
alam dan hasilnya melalui channel YouTube Ridwan Nojeng Official.
Hal-hal yang dibagikannya contohnya: mengawetkan bambu di alam tanpa bahan
pengawet, membuat meja klasik dari limbah kayu, serta desain bata ekspos, botol
bekas, dan bambu di wisata LHR resort.
Saya membuat tulisan ini sembari mencoba menghubungi Pak Ridwan Nojeng melalui nomor ponsel yang ada di website-website yang menyimpan informasi mengenai LHR karena ingin mengetahui bagaimana kiatnya mengelola kawasan wisata ini sewaktu wabah covid-19 menyerang pada tahun 2020, ketika akses keluar rumah terbatas dan tempat-tempat wisata ditutup untuk umum. Sayang sekali, sampai tulisan ini ditayangkan beliau belum merespon keinginan saya untuk mewawancarainya.
Manfaat
Lembah Hijau Rumbia Bagi Dunia Pendidikan
Dari cerita saya di atas, jelaslah bahwa LHR
membuka lapangan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat sekitar. LHR telah
berhasil meningkatkan perekonomian Desa Tompobulu. Saya senang sekali ketika Bapak Dr. Suhaedir Bachtiar, M.Pd (Kepala UPT
SMP Negeri 2 Rumbia)
bersedia menjadi narasumber yang menceritakan manfaat LHR bagi SMPN 2 dalam
proses belajar-mengajarnya yang menerapkan Kurikulum Merdeka.
Dalam pemaparannya melalui pesan Whatsapp, Pak
Suhaedir secara tidak langsung membenarkan hal yang saya paparkan di atas mengenai keuntungan
ekonomi yang diperoleh masyarakat setempat melalui lapangan kerja yang
terbentuk seiring berjalannya format desa wisata di LHR.
UPT SMP Negeri 2 Rumbia Kabupaten Jeneponto,
yang hanya berjarak kurang lebih 65 meter dari LHR membuat inovasi program Kemitraan
Objek Wisata Sekitar Sekolah (KETOK WASILAH). UPT SMP Negeri 2 Rumbia
membuat MoU kemitraan dengan pihak LHR pada tahun 2022.
Kegiatan belajar-mengajar SMPN 2 Rumbia, Oktober 2022. |
Pada program kerja sama KETOK WASILAH untuk menunjang pembelajaran berdiferensiasi yang dilakukan adalah guru melaksanakan pembelajaran outdoor learning di LHR. Semua guru mata pelajaran melakukan pembelajaran outdoor learning satu kali dalam sebulan.
Dalam hal ini guru olahraga melatih siswa berenang,
guru IPA membawa murid lebih dekat dengan objek yang akan diamati, guru Bahasa
Indonesia dengan materi Teks Prosedur melatih murid membuat kalimat tatacara
hidup sehat dan bahagia dengan melibatkan kegiatan rekreasi di alam terbuka.
Selain itu, tim tari UPT SMPN 2 Rumbia melalui
kegiatan ekstrakurikuler kesenian dengan menggunakan back ground view LHR
telah mementaskan tarian daerah/tradisional tari padduppa dan tari kreasi indo longo.
Pementasan yang dibina oleh guru seni ini diunggah ke akun media sosial sekolah (Facebook (@Smpndua
Rumbia), Instagram (@smpnegeri2rumbia_official) dan Youtube) dan hasilnya
mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari berbagai pihak.
LHR hadir sebagai wisata edukasi untuk
menunjang kefektifan pembelajaran, seperti pembelajaran outdoor learning
yang tujuannya selain memberikan kontribusi untuk membantu mengembangkan
hubungan guru-murid yang lebih baik melalui berbagai pengalaman belajar di alam
bebas.
Selain itu juga memberikan kesempatan bagi
murid untuk dapat merasakan pembelajaran nyata dengan melibatkan lingkungan
alam sekitar sekaligus memungkinkan murid dapat mengembangkan keterampilan dan
ketertarikan terhadap kegiatan-kegiatan di luar kelas.
Lembah Hijau Rumbia sangat mendukung
program-program sekolah kreatif dan inovatif. Wisata edukasi menghasilkan
pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi murid karena mereka dilibatkan
dalam kegiatan belajar di tempat wisata di alam terbuka yang dirancang dalam
suasana rekreasi, santai dan gembira dengan muatan edukatif.
Pemaparan Pak Suhaedir mengenai kerja sama SMPN 2 Rumbia dan LHR membuat saya tercengang, masya Allah ya, ketika dua orang kreatif dipertemukan bisa menghasilkan kerja sama yang luar biasa.
Tentang SATU
Indonesia Awards
Berpijak pada butir
pertama Catur Dharma Astra: Menjadi Milik yang Bermanfaat bagi Bangsa dan
Negara, ajang Semangat Astra Terpadu untuk Indonesia (SATU Indonesia)
Awards diselenggarakan secara konsisten sejak tahun 2010.
Astra berkomitmen untuk
terus menjadikan SATU Indonesia Awards sebagai wadah, pemicu, dan penjaga nyala
api semangat generasi penerus bangsa untuk selalu bergerak dan bertumbuh
bersama.
Para anak muda bersama
SATU Indonesia Awards bergerak dan bertumbuh bersama melalui inovasi dan karya
nyata yang berdampak dan bermanfaat besar bagi lingkungan sekitar pada khususnya,
dan bangsa Indonesia pada umumnya. Itulah semangat Astra yang selama 65 tahun
terus mengajak masyarakat untuk Semangat Bergerak dan Tumbuh Bersama.
Tercatat sudah ada 565
penerima SATU Indonesia Awards (87 penerima tingkat nasional dan 478 penerima
tingkat provinsi) dan tokoh penggerak di 170 Kampung Berseri Astra atau 1.060 Desa
Sejahtera Astra yang tersebar di seluruh Indonesia.
Hingga saat ini sudah
lebih dari 60.000 pemuda Indonesia menjadi peserta ajang SATU Indonesia Awards.
Begitu ketat persaingan untuk menjadi yang terbaik di antara yang terbaik dan
mendapatkan award. Yang paling penting adalah bahwa inspirasi mereka
bisa menjadi motivasi bagi generasi muda Indonesia untuk melakukan hal-hal baik
yang bermanfaat bagi sesama agar bisa Bangkit Bersama Untuk Indonesia.
Well, jika kalian memiliki calon
untuk menjadi peraih SATU Indonesia Awards di tahun mendatang, silakan ajukan
melalui website https://www.satu-indonesia.com/satu/id/ agar semakin banyak yang
terinspirasi dan mampu bangkit bersama untuk Indonesia yang lebih baik di masa
depan.
Makassar,
28 Desember 2022
Keterangan:
Gambar-gambar berasal dari:
- SATU Indonesia Awards, Inspirasi Para Penerang Negeri, ebook cetakan pertama Maret 2022, diterbitkan oleh PT. Matair Rumah Kreatif bekerja sama dengan Astra SATU Indonesia Awards
- Instagram https://www.instagram.com/lembah_hijau_rumbia_resort/
- Instagram https://www.instagram.com/smpnegeri2rumbia_official
Referensi
- https://www.satu-indonesia.com/satu/satuindonesiaawards/, diakses 26 Desember 2022.
- SATU
Indonesia Awards, Inspirasi Para Penerang Negeri, ebook cetakan pertama
Maret 2022, diterbitkan oleh PT. Matair Rumah Kreatif bekerja sama dengan Astra
SATU Indonesia Awards, https://online.fliphtml5.com/lsnfk/vpoe/#p=246, diakses 26 Desember 2022.
- 13th SATU Indonesia Awards, https://online.fliphtml5.com/lsnfk/mnlc/#p=1, diakses 26 Desember 2022.wisata
- https://anugerahpewartaastra.satu-indonesia.com/tentang-lomba/, diakses 26 Desember 2022.
- https://www.youtube.com/watch?v=-r1XqzKNvFY&list=PL3wc9zmFUiRaDqp4_6oUdiJfWdx6eWbTB&index=6, diakses 26 Desember 2022.
- http://direktoripariwisata.id/unit/5874, diakses 26 Desember 2022.
- https://www.celebes.co/tempat-wisata-jeneponto, diakses 26 Desember 2022.
- http://www.ayuindah.com/2017/12/lembah-hijau-rumbia-surga-di-tanah.html, diakses 26 Desember 2022.
- https://revolusimental.go.id/kabar-revolusi-mental/detail-berita-dan-artikel?url=ridwan-nojeng-sulap-lahan-tandus-di-jeneponto-jadi-kawasan-wisata-lembah-hijau-rumbia, diakses 26 Desember 2022.
- https://jejakpiknik.com/lembah-hijau-rumbia/, diakses 26 Desember 2022.
- https://www.traveloka.com/id-id/hotel/indonesia/lembah-hijau-rumbia-resort-jeneponto-9000000372625, diakses 26 Desember 2022.
- https://id.trip.com/hotels/rumbia-hotel-detail-67459538/lembah-hijau-rumbia-resort-jeneponto/, diakses 26 Desember 2022.
- https://travelingyuk.com/lembah-hijau-rumbia-2/182147/
- https://www.youtube.com/@ridwannojenglhr2538/videos
- https://www.merdeka.com/jabar/9-manfaat-penghijauan-bagi-lingkungan-bersihkan-udara-hingga-segarkan-mata-kln.html
- https://eticon.co.id/daerah-aliran-sungai/
- https://www.republika.co.id/berita/r4xmp3423/lembah-hijau-rumbia-siap-mendunia
- https://www.efenerr.com/2017/12/21/lembah-hijau-rumbia-dan-idealisme-ridwan-nojeng/
[1] Mulsa adalah material penutup tanaman budidaya untuk menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit sehingga membuat tanaman tersebut tumbuh dengan baik. Sumber: http://www.litbang.pertanian.go.id/info-teknologi/1593/, diakses pada 26 Desember 2022, pukul 21:06 WITA.
46 komentar
akses untuk menuju kesana bagus nggak kak ? untuk htmnya sendiri apakah ada ? untuk kendaraan dan orangnya htmnya terpisahkah ?
BalasHapusAksesnya bagus, Mbak. HTMnya ada, nah saya tidak tahu apakah htm mobil dan orang terpisah.
HapusKeren banget ini Mbak, Ridwan bisa melalui pertentangan dari warga yang semula yang tak setuju dengan idenya. Bagus banget bisa memberdayakan ekonomi lokal dan mendukung pendidikan lanjut di wilayah sekitar. Salut!
BalasHapusIya, Mas Rudi apalagi karakter warga di sana keras. Butuh strategi untuk menghadapinya dan dia mampu, malah masih eksis hingga kini.
HapusMenarik dan keren ya, Lembah Hijau Rumbia ini. Jujur saja, pertanian organik ini ngingetin aku sama film Jepang yang baru kutonton. Butuh banyak pengorbanan, waktu yang gak sebentar juga. Bersyukur sekarang udah keliatan hasilnya ya, Mbak
BalasHapusAda review-nya ndak di blog Jiah? Pengen baca.
HapusBanyak bangunan yang bagus terbuat dari bambu, ya. Sennag juga pariwisata kembali bangkit. Apalagi tempat wisata yang menyatu dengan alam begini. Tidak hanya menjadi hiburan bagi masyarakat.
BalasHapusKeren ya lihat bangunan dari bambu, Mbak Chi ... saya suka melihat fotonya, belum melihat langsung.
Hapusreverensinya banyak banget!
BalasHapuskebayang mbak Mugniar betul2 larut dalam pencarian mengenai Lembah Hijau Rumbia ini. Penjelasan mengenai tempatnya lengkap banget, salut sama Ridwan Nojeng yang akhirnya bisa memanfaatkan potensi-potensi yang ada di daerahnya untuk melestarikan lingkungan bahkan mendatangkan manfaat lainnya, termasuk dalam bidang pendidikan.
MasyaAllah ya, seneng banget tiap kali denger (baca) cerita bangkit setelah melewati kesulitan kayak gini. Gak kebayang sih berapa banyak yang dirumahkan karena pemasukan yang biasanya puluhan juta jadi tinggal 700 ribu, huhu. Semoga ke depannya makin banyak orang yang tau dan LHR ini (juga pak Ridwan Nojeng) makin berkah yaa :D
Iya, Mbak Isti ... sembari membuka referensi-referensi yang ada. ALhamdulillah dapat narasumber yang keren juga, tidak tanggung-tanggung memberi informasi jadi bisa update keadaan terkini LHR :)
HapusAamiin ... semoga harapan demikian terwujud ya Mbak Isti.
Salut sama Mas Ridwan. Saya angkat topi dan tepuk tangan untuknya.
BalasHapusCerita-cerita seperti ini yang ingin saya baca, sangat menginspirasi, dan berharap sekali ada banyak pemuda seperti Mas Ridwan.
Manfaat penghijauan di Desa Tompobulu, termasuk untuk pendidikan, sudah dijabarkan dengan detail dan lengkap. Masya Allah 😍
Alhamdulillah ... kisah yang inspiratif memang selalu menyenangkan dan memotivasi ketika dibaca ya Mbak Rien.
HapusSemoga cita-cita mas Ridwan agar Lembah Hijau Rumbia bisa makin dikenal di dunia internasional bisa terwujud ya. Perekonomian masyarakat bisa makin maju, namun kelestarian alam tetap terjaga.
BalasHapusYa ampun, saya kebayang pas masa masih perjuangan, para pemuda mencuri-curi waktu dan kesempatan untuk memberikan pupuk organik pada tanaman para orang tua mereka. Alhamdulillah setelah itu semua bisa merasakan manfaatnya. Salutnya lagi, walau sudah memperoleh pesanan pupuk organik dari luar dalam jumlah besar, tapi untuk warga sendiri pupuknya tetap digratiskan
Aamiin ... semoga semakin banyak wisatawan yang mendapat informasinya via internet, semoga LHR selalu update jadi makin banyak yang tahu ya, Mbak Nanik .. itu harapan saya juga.
HapusLuar biasa kiprah Ridwan.
BalasHapusBisa menjadi role model generasi penerus Bangsa.
Karena memang Negara ini butuh sosok yg berkontribusi luar biasa yaaaa
Yes, sosok yang dibutuhkan negara ini ya, Mbak Nurul.
Hapuskeren sekali pak Ridwan ini dari usahanya membuat pupuk organik sampai bikin lembah hijau rumbia ini sehingga bisa meningkatkan perekonomian warga lokal bahkan menjadikannya tempat wisata. kalau dari gambarnya ini tempatnya asyik banget buat dikunjungi
BalasHapusMbak Antung kapan-kapan main ke Lembah Hijau Rumbia, di Kabupaten Jeneponto, Sulsel, Mbak :)
Hapusmemang banyak sekali ya mba manfaat yang bisa didapat dari alam yang terjaga keindahan dan keasliannya. Salut untuk Pak RIdwan dan semangatnya yang membuahkan hasil luar biasa
BalasHapusMasya Allah ya, Mbak Indah. Tak dipungkiri, kita memang membutuhkan alam.
HapusWah, keren banget ini mbak Pak Ridwan.. Dari angan-angan menjadi kenyataan dan bisa bermanfaat untuk banyak orang. Selalu ada kisah menarik dari orang-ornag inspiratif seperti pak Ridwan
BalasHapusAlhamdulillah ... semoga semua impian untuk LHR yang lebih baik tercapai ya, Mbak Iis. Sebagai orang yang besar dan tinggal di Makassar, saya senang bisa menuliskan salah satu yang unik dan inspiratif dari Sulsel.
HapusSalut sama pak Ridwan ini ya mak, apa yang beliau lakukan ini secara tidak langsung juga menyelamatkan bumi dengan melakukan penghijauan untuk Desa Tompobulu. Kalau kebaikan yang dilakukan oleh pak Ridwan bisa menjadi inspirasi bagi anak muda setempat, pasti akan lebih indah lagi ya mak.
BalasHapusAamiin ya Allah ... semoga anak muda setempat banyak yang mengikuti jejak dan karyanya ya, Mbak Chie.
HapusKagum banget sama perjuangan Pak Ridwan untuk Lembah Hijau Rumbia, semoga bisa konsisten terus. Apalagi sekarang mulai bikin youtube chanel untuk membagikan ilmunya, harus kita dukung supaya makin semangat yaaah.
BalasHapusBenar ... semoga makin dikenali mengenai berbagai media di internet ya Mbak Erry. Bahkan di YouTube bapak kepala sekolah yang saya wawancarai juga bisa dilihat seperti apa LHR ditempati anak2 SMP belajar :)
HapusSenang sekali membaca kisah-kisah inspiratif seperti ini ya kak
BalasHapusBanyak orang yang peduli saat pandemi terjadi
Salah satunya ya pak Ridwan ini
Alhamdulillah ya, Mbak Dian ... semoga menginspirasi banyak orang agar bangkit melawan pandemi.
HapusKisah inspiratif gini bikin tergugah untuk ikut peduli pada lingkungan dan konsisten mencintai lingkungan
BalasHapusAlhamdulillah ... semoga di luar sana makin banyak yang terinspirasi, Mbak Tian.
HapusMasya Allah, kekuatan apa yang dimiliki Mas Ridwan hingga mampu membangun kembali Lembah Hijau Rumbia. Bahkan bisa memperkerjakan lagi pemuda di sana. Sebagai orang tua, saya senang kalo membaca kisah inspiratif dari pemuda yang tak kenal lelah turut membangun negeri dari daerah masing-masing. Semoga makin banyak pemuda yang melakukan gerakan mencintai alam seperti Mas Ridwan. Semoga saya dan keluarga juga bisa berkunjung ke LHR ya mbak
BalasHapusMendadak merinding membaca komentar Mbak Wati ... alhamdulillah ya Mbak Wati ... yang saya tangkap awalnya adalah kekuatan idealisme dan optimisme. Masya Allah ya :)
HapusKeren banget Mas Ridwan ini membangun desanya dengan ulet dan semangat hingga sektor pertaniannya bisa maju seperti sekarang, anak muda penggerak seperti ini yang dibutuhkan di tiap daerah
BalasHapusAyo Mbak Dedew, kapan-kapan kalau balik ke Makassar, mampir ke LHR juga :)
HapusWah setuju banget nih biasanya kalau dijadikan tempat wisata warga lebih termotivasi utk tetap melestarikan lingkungan dan mempertahankan penghijauan gtu ya.
BalasHapusInspiring sekali dari awalnya pupuk organik ditolak sampai jd kebutuhan.
Pantes yaa dapat penghargaan si masnya ini :D
Iyes, jadi semacam desa wisata gitu, Mbak April. Warga setempat juga terbuka lapangan pekerjaannya untuk menyenangkan dan menyediakan kebutuhan wisatawan.
Hapussalut untuk Mas Ridwan, luar biasa perjuangannya untuk lembah hijau rumbia bangkit melawan pandemi
BalasHapusAlhamdulillah. Terima kasih sudah membaca, Mbak Aie.
HapusGoodluck ya mba .
BalasHapusKlau tempat wisata seperti Lembah Hijau Rumbia punya ciri khas dalam penggunaan bambu sebagai bahan bangunan utama pasti kelihatan unik ya . Apalgi tempatnya luas dan nyaman bikin betah
Iya ... yang unik bikin betah ya Mbak.
HapusBagus banget ya tempat wisata hijaunya apalagi ada tempat pemupukan pastinya banyak ilmu dan juga pengalaman Kalau hadir ke sini
BalasHapusSenangnya orang yang bisa berkontribusi seperti ini. Tulisan ta juga bagsu mengangkat hal bermanfaat bagi lingkungan.
BalasHapusAh rasanya ini layak jadi juara lagi tulisannya
inovasi Ridwan dan sepupu-sepupunya mengawali penggunaan pupuk organik luar biasa ya. Berani melawan kebiasaan dengan suatu hal baru yang lebih baik. Butuh waktu bertahun-tahun hingga sekarang LHR jadi semaju dan seindah ini.
BalasHapusJadi pengen datang ke lembah hijau Rumbia menarik banget
BalasHapusNah, ini..anak muda desa pun bisa berkarya, bisa berkembang.
BalasHapusAsri tempatnya.udah kebayang gimana ademnya klo familu staycation di sana.
anak-anak muda di desa sebenarnya pada kreatif dan inovatif ya mbak, apalagi kalau didukung oleh lingkungannya
BalasHapus