Lembah Hijau Rumbia Bangkit Melawan Pandemi

Lembah Hijau Rumbia Bangkit Melawan PandemiRidwan Nojeng menjelaskan mengenai letak Lembah Hijau Rumbia (LHR) dari Air Terjun Bossolo di dalam video berjudul Kena PRANK Menteri Pariwisata Sandiaga Uno Di Kab. Jeneponto. Part 1 yang ditayangkan 2 pekan lalu. Saya nonton video di channel YouTube milik Ridwan Nojeng ini karena penasaran prank apakah yang dimaksud?

LHR di Jeneponto

Ternyata satu tahun sebelumnya Bapak Menteri Sandiaga Uno berkunjung ke Air Terjun Bossolo dan sempat menyebut LHR. Berbekal keterangan itu, sejumlah wisatawan mengira Lembah Hijau Rumbia terletak di wilayah yang sama dengan Air Terjun Bossolo padahal keduanya berjarak beberapa desa. Alhasil mereka kecewa karena tidak mendapati LHR di area Air Terjun Bossolo.

Butuh waktu 20 menit untuk mencapai Lembah Hijau Rumbia dari Air Terjun Bossolo yang sama-sama berada dalam wilayah Kecamatan Rumbia, Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan. Wisata air terjun yang indah itu terletak di Desa Rumbia sementara LHR terletak di Desa Tompobulu.

Keingintahuan saya mengenai perkembangan Lembah Hijau Rumbia saat ini membawa saya kepada channel YouTube milik Ridwan Nojeng. Nama tempat wisata ini ngetop pada tahun 2016, ketika Ridwan mendapatkan anugerah SATU Indonesia Award untuk bidang lingkungan. Dia berjuluk Pahlawan Lembah Hijau Rumbia.

Ridwan Nojeng

Perjalanan Membangun Desa Tompobulu Menjadi Desa Wisata

 

Lelaki kelahiran tahun 1984 ini menjadi motor gerakan sosial ekonomi di desanya dimulai dengan mengubah pola bercocok tanam warga desa pada tahun 2010 dengan pola pertanian modern dengan menggunakan pupuk organik.

Pada masa itu tak mudah mengubah pola pikir generasi sebelum Ridwan maka dia memulainya dari generasi muda, dimulai dari dirinya bersama 5 sepupunya yang senantiasa menyempatkan diri untuk berkumpul, mempelajari tanaman, dan melakukan riset pupuk organik.

Ridwan mendatangi rumah-rumah dan mengedukasi para pemudanya dan memberikan pupuk organik secara cuma-cuma. Para pemuda memberikan pupuk organik secara sembunyi-sembunyi kepada tanaman di lahan orang tua mereka hingga akhirnya para orang tua melihat perbedaan antara kualitas tanaman yang diberikan pupuk organik dengan yang tidak. Akhirnya para orang tua meminta semua tanaman diberikan pupuk organik saja.

Camping di Lembah Hijau Rumbia

Generasi sebelum mereka skeptis jika pertanian di Tompobulu bisa sebagus dengan di Jawa. Membaca informasi ini di ebook SATU Indonesia Awards, Inspirasi Para Penerang Negeri yang diterbitkan Astra, saya memahaminya karena orang-orang di daerah Sulsel banyak yang merasa untuk segala sesuatu kami lebih terbelakang padahal belum dimaksimalkan saja potensinya.

Ridwan sebenarnya belum pernah kuliah sebelumnya. Dia membaca informasi dari buku-buku yang dibelinya di Kota Makassar yang berjarak ratusan kilometer dari desanya. Saat itu akses internet masih sangat minim. Dia yakin sumber daya alam di kampungnya yang merupakan wilayah tersubur di Kabupaten Jeneponto itu tak kalah dengan Bogor.

Setelah berjalan 3 tahun, pada tahun 2013 Ridwan mulai memproduksi pupuk organik secara massal. Permintaan dari luar kabupaten bahkan meningkat hingga 200 ton. Meskipun demikian, bagi warga desanya, pupuk dibagi-bagikannya secara gratis.

Sistem pertanian di Desa Tompobulu lama-kelamaan kian modern. Masyarakat sudah mulai menerapkan penggunaan mulsa[1], optimalisasi lahan, serta pola pertanian yang mengurangi penggunaan tenaga manusia.

Kampung Bamboo LHR

Edukasi pertanian pun dilakukan secara menyeluruh, bukan hanya terkait penggunaan pupuk organik. Keadaan ekonomi masyarakat berangsur meningkat. Kerennya, Desa Tompobulu yang terletak pada ketinggian 1000 mdpl ini pun menjadi desa yang mampu menyuplai kebutuhan sayur ke luar daerah, seperti Kota Makassar bahkan hingga ke Kalimantan.

Ternyata, konsep desa wisata sudah menjadi hal yang dipikirkan Ridwan sejak awal. Sejak ide edukasi pupuk pada tahun 2010, format solid desa wisata memang sudah menjadi mimpi besarnya. Menurut Ridwan, perbaikan ekonomi desa baru bisa diwujudkan secara lebih merata melalui desa wisata.

Maka saat konsep sistem pertanian baru itu sudah berjalan, perwujudan desa wisata kian mantap. Kawasan wisata Lembah Hijau Rumbia pun diluncurkan pada tahun 2011. Menurut Ridwan, satu-satunya gerakan yang bisa mengangkat ekonomi secara utuh adalah wisata.

Asrinya Desa Tompobulu

Di kawasan Lembah Hijau Rumbia, saat Ridwan Nojeng ditetapkan sebagai peraih anugerah SATU Indonesia telah memiliki puluhan toko milik masyarakat dengan melibatkan para pemuda desanya. Mereka menjual souvernir seperti boneka berpakaian adat Makassar, penganan tradisional, membangun vila juga homestay, dan sebagainya. Masyarakat Rumbia sudah mampu mandiri dari sisi ekonomi.

 

Manfaat Penghijauan di Desa Tompobulu

 

Walaupun dulu sempat dianggap orang gila karena idenya yang antimainstream, Ridwan ternyat bisa menggerakkan penghijaun yang kemudian perekonomian desa. Penghijauan bermanfaat untuk:

1. Mencegah Erosi Tanah

LHR yang dahulu tandus (namun masih yang tersubur di Jeneponto) ini menjadi “benteng” bagi daerah sekitarnya dari terjadinya banjir akibat tanah longsor dan mencegah Desa Tompobulu menjadi lahan tandus. By the way, tanah tandus dengan mudah mengalami banjir saat hujan, yang mengakibatkan lapisan tanah atas terbawa ke sungai dan sumber air lainnya di daerah itu.

Penghijauan juga  membawa manfaat kepada pepohonan yang bertindak sebagai penghalang angin sehingga melemahkan kecepatan angin dan mengurangi dampak dan kemampuannya untuk membawa partikel yang besar dari tanah. Akar-akar pohon yang tertanam di dalam tanah juga berguna menahan tanah untuk memastikan bahwa tanah tidak terseret air selama banjir.

2. Mencegah Banjir

Akar dari pepohonan dalam suatu lahan berfungsi sebagai penyerap air dan menyimpan air di dalam tanah. Air yang terserap terkunci di dalam tanah. Terkuncinya air ke dalam tanah ini mengecilkan risiko terjadinya banjir. Air hujan yang volumenya banyak tidak akan meluap sehingga banjir dapat dicegah.

Gazebo di Lembah Hijau Rumbia


3. Kualitas Udara Menjadi Lebih Baik

Pohon berperan penting dalam memurnikan udara. Orang yang tinggal di daerah yang banyak pohonnya berisiko lebih kecil menderita kondisi atau penyakit yang berhubungan dengan udara. Hal ini dimungkinkan karena pohon dapat memurnikan karbon dioksida dan memberikan oksigen melalui fotosintesis.

4. Memperbaiki Daerah Aliran Sungai

Daerah Aliran Sungai (DAS) bermanfaat untuk menerima, menyimpan, dan mengalirkan air hujan melalui sungai. Di musim hujan seperti ini, peran DAS besar sekali. Penghijauan bermanfaat bagi terjadinya DAS baru.

Gerbang Lembah Hijau Rumbia
Wilayah yang memiliki hutan atau banyak pohon memiliki beberapa sumber air. Berkebalikan dengan wilayah yang tidak memiliki pohon (tandus) yang mana mereka hanya mengandalkan konservasi air. Dengan melakukan penanaman pohon dapat membantu meningkatkan daerah aliran sungai dari daerah kering dan semi kering.

5. Pelestarian Satwa

Kini dari Lembah Hijau Rumbia terdengar suara serangga dan burung dengan jelas seperti di tengah hutan. Banyaknya pohon menjamin ketersediaan makanan satwa yang tinggal di hutan. Hutan juga menjaga keseimbangan ekosistem di wilayah tersebut.

6. Pengontrol Iklim

Bumi ini semakin tua. Kondisi bumi diperparah dengan berbagai aktivitas manusia yang menyumbang polusi dan pemanasan global, seperti adanya limbah industri, dan asap kendaraan. Polusi udara menyebabkan perubahan iklim. Pemanasan global merupakan contoh perubahan iklim yang sudah kita rasakan. Dengan penghijauan, pohon-pohon yang ditanam menetralisir udara yang tercemar.

Resort Lembah Hijau Rumbia

7. Penghasil Pupuk Organik

Penghijauan di Tompobulu makin memudahkan warga setempat memperoleh pupuk alami. Daun-daun yang gugur dari pohon, dapat ditampung dan diolah menjadi pupuk kompos.

8. Memperindah Pemandangan

Tentunya bukan hanya manfaat kesehatan, mata pun “terhibur” dengan pemandangan area yang hijau seperti di LHR. LHR yang indah sekarang menjadi tempat wisata yang 12 tahun lalu tidak dibayangkan oleh warga sekitar akan jadi seperti sekarang.

9. Mendukung Dunia Pendidikan 

Ketersediaan alam yang asri dan alami menjadikan LHR menjadi tempat yang sangat mendukung berjalannya Kurikulum Merdeka bagi SMPN 2 Rumbia yang letaknya dekat dari LHR. Sejak tahun 2021, sekolah ini di bawah kepemimpinan Bapak Dr. Suhaedir Bachtiar, M.Pd sudah memanfaatkan lingkungan, sarana, dan prasarana LHR sebagai sumber belajar siswa dan tempat meeting guru. Khusus bagian ini, bisa dibaca pada bagian khusus dalam tulisan ini.


Guru SMPN 2 Rumbia di LHR
Rapat guru SMPN 2 Rumbia, dirangkaikan dengan rekreasi, 2021.

Lembah Hijau Rumbia Kini

 

Keunikan dari objek wisata Lembah Hijau Rumbia adalah dalam penggunaan bambu sebagai bahan bangunan utamanya. Oleh karena itu kawasan yang berjarak sekitar 27 km dari Bontosunggu (ibukota Kabupaten Jenepento) dan 90 km dari Makassar ini dikenal juga dengan sebutan Kampung Bamboo oleh warga sekitar.

Spot wisata yang terletak di kaki Gunung Lompobattang ini menyuguhkan pemandangan pegunungan yang asri dan hamparan sawah. Diperlengkapi pula dengan berbagai fasilitas seperti gazebo, restoran, ruang pertemuan, dan kolam renang yang airnya berasal dari mata air pegunungan dan nantinya sisa air kolam akan dialirkan ke sawah warga melalui irigasi desa.

Terdapat pula penginapan atau cottage yang menyatu dengan alam, juga ada area berkemah, paket wisata outbond, flying fox, trekking, gazebo, tempat bermain, edukasi anak, lapangan hijau, ayunan tinggi, dan kebun stroberi untuk para wisatawan yang datang berkunjung.

Bangunan Bambu di Lembah Hijau Rumbia

Ada kafe yang menyajikan kopi dan ragam makanan tradisional. Hobi narsis bakal tersalurkan di sini karena banyaknya spot foto nan instagrammable. Kabar baik lagi, sekarang bisa memesan resort Lembah Hijau Rumbia di Traveloka. Tiket.com, dan Trip.com!

Desa wisata ini bisa dimanfaatkan untuk mengadakan panggung pertunjukan, baik untuk musik maupun sendratari. LHR menawarkan adventure trip menggunakan mobil jip melintasi 3 kabupaten seperti di tempat wisata Bromo.

Salah satu inspirasi yang dibagikan Ridwan Nojeng di channel  
Ridwan Nojeng Official, tayang 1 bulan lalu.

 

Lembah Hijau Rumbia Bangkit dari Pandemi

 

Dalam sebuah artikel yang terbit Desember 2021 di Republika.co.id disebutkan bahwa jumlah pengunjung menurun drastis saat badai pandemi. Bahkan saat tinggi-tingginya kasus covid-19, tak ada seorang pun yang berkunjung ke Rumbia. "Menjelang puasa minggu terakhir liburan biasanya kami mendapat Rp 20 juta sehari, tapi ini kemarin hanya Rp 700 ribu,"ujar Ridwan. 

Dua bulan terakhir di penghujung 2021, pengunjung ke Rumbia sudah semakin meningkat menyusul meredanya pandemi covid-19. Jelang tahun baru, penginapan telah full booked. Harganya bervariasi, ada yang Rp1,2 juta dan Rp1 juta per malamnya. Ratusan orang datang setiap pekannya. Ridwan pun telah mempekerjakan kembali staf yang sempat dirumahkan. LHR bangkit.


Kolam Renang Desa Wisata Rumbia

Ridwan masih menjalin komunikasi dengan Astra. Dirinya beberapa kali diminta membawakan materi di kampus-kampus sebagai inspirator. Baginya penghargaan SATU Indonesia merupakan pelecut untuk terus berinovasi.

Tugasnya membangun desa wisata masih berujung asa dan impian yang belum kesampaian. Lelaki ini ingin agar desa wisata di Kecamatan Rumbia ini mendunia. Salah satu caranya, Ridwan kerap membagikan informasi terkini mengenai LHR di akun Instagram @lembah_hijau_rumbia_resort yang kini telah memiliki follower lebih dari 32.000. Senang melihat-lihat akun Instagramnya, berbagai aktivitas telah terselenggara di LHR.

Cara-cara lain yang diterapkan dalam rangka mengundang wisatawan asing adalah dengan terus menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan, juga dengan terus menggali budaya setempat yang belum terekspos sepenuhnya seperti tari, musik tradisional, dan ritual pernikahan.

Outbound di Lembah Hijau Rumbia


Dalam artikel di Republika Ridwan menyebutkan contoh budaya yang belum terekspos adalah tari olle untuk menyambut tamu agung dari Jeneponto yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Jujur, saya yang lahir dan besar di Makassar baru mengetahui nama tarian ini.

Ridwan Nojeng sekarang aktif membagikan aktivitasnya dalam mengelola LHR sekaligus dalam mengelola alam dan hasilnya melalui channel YouTube Ridwan Nojeng Official. Hal-hal yang dibagikannya contohnya: mengawetkan bambu di alam tanpa bahan pengawet, membuat meja klasik dari limbah kayu, serta desain bata ekspos, botol bekas, dan bambu di wisata LHR resort.

Saya membuat tulisan ini sembari mencoba menghubungi Pak Ridwan Nojeng melalui nomor ponsel yang ada di website-website yang menyimpan informasi mengenai LHR karena ingin mengetahui bagaimana kiatnya mengelola kawasan wisata ini sewaktu wabah covid-19 menyerang pada tahun 2020, ketika akses keluar rumah terbatas dan tempat-tempat wisata ditutup untuk umum. Sayang sekali, sampai tulisan ini ditayangkan beliau belum merespon keinginan saya untuk mewawancarainya.


Spot Foto di Lembah Hijau Rumbia

 

Manfaat Lembah Hijau Rumbia Bagi  Dunia Pendidikan 

 

Dari cerita saya di atas, jelaslah bahwa LHR membuka lapangan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat sekitar. LHR telah berhasil meningkatkan perekonomian Desa Tompobulu. Saya senang sekali ketika Bapak Dr. Suhaedir Bachtiar, M.Pd (Kepala UPT SMP Negeri 2 Rumbia) bersedia menjadi narasumber yang menceritakan manfaat LHR bagi SMPN 2 dalam proses belajar-mengajarnya yang menerapkan Kurikulum Merdeka.

Dalam pemaparannya melalui pesan Whatsapp, Pak Suhaedir secara tidak langsung membenarkan hal yang saya paparkan di atas mengenai keuntungan ekonomi yang diperoleh masyarakat setempat melalui lapangan kerja yang terbentuk seiring berjalannya format desa wisata di LHR.

UPT SMP Negeri 2 Rumbia Kabupaten Jeneponto, yang hanya berjarak kurang lebih 65 meter dari LHR membuat inovasi program Kemitraan Objek Wisata Sekitar Sekolah (KETOK WASILAH). UPT SMP Negeri 2 Rumbia membuat MoU kemitraan dengan pihak LHR pada tahun 2022.


SMPN 2 Rumbia
Kegiatan belajar-mengajar SMPN 2 Rumbia, Oktober 2022.

Pada program kerja sama KETOK WASILAH untuk menunjang pembelajaran berdiferensiasi yang dilakukan adalah guru melaksanakan pembelajaran outdoor learning di LHR. Semua guru mata pelajaran melakukan pembelajaran outdoor learning satu kali dalam sebulan.

Dalam hal ini guru olahraga melatih siswa berenang, guru IPA membawa murid lebih dekat dengan objek yang akan diamati, guru Bahasa Indonesia dengan materi Teks Prosedur melatih murid membuat kalimat tatacara hidup sehat dan bahagia dengan melibatkan kegiatan rekreasi di alam terbuka.

Selain itu, tim tari UPT SMPN 2 Rumbia melalui kegiatan ekstrakurikuler kesenian dengan menggunakan back ground view LHR telah mementaskan tarian daerah/tradisional tari padduppa dan tari kreasi indo longo. Pementasan yang dibina oleh guru seni ini diunggah ke akun media sosial sekolah (Facebook (@Smpndua Rumbia), Instagram (@smpnegeri2rumbia_official) dan Youtube) dan hasilnya mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari berbagai pihak.


Video di channel YouTube Suhaedir Bachtiar Channel Oktober 2022,
lihat kegiatan di LHR pada menit 6:50.


LHR hadir sebagai wisata edukasi untuk menunjang kefektifan pembelajaran, seperti pembelajaran outdoor learning yang tujuannya selain memberikan kontribusi untuk membantu mengembangkan hubungan guru-murid yang lebih baik melalui berbagai pengalaman belajar di alam bebas.

Selain itu juga memberikan kesempatan bagi murid untuk dapat merasakan pembelajaran nyata dengan melibatkan lingkungan alam sekitar sekaligus memungkinkan murid dapat mengembangkan keterampilan dan ketertarikan terhadap kegiatan-kegiatan di luar kelas.

Lembah Hijau Rumbia sangat mendukung program-program sekolah kreatif dan inovatif. Wisata edukasi menghasilkan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi murid karena mereka dilibatkan dalam kegiatan belajar di tempat wisata di alam terbuka yang dirancang dalam suasana rekreasi, santai dan gembira dengan muatan edukatif.

Pemaparan Pak Suhaedir mengenai kerja sama SMPN 2 Rumbia dan LHR membuat saya tercengang, masya Allah ya, ketika dua orang kreatif dipertemukan bisa menghasilkan kerja sama yang luar biasa.

 

Tentang SATU Indonesia Awards

 

Berpijak pada butir pertama Catur Dharma Astra: Menjadi Milik yang Bermanfaat bagi Bangsa dan Negara, ajang Semangat Astra Terpadu untuk Indonesia (SATU Indonesia) Awards diselenggarakan secara konsisten sejak tahun 2010.

Astra berkomitmen untuk terus menjadikan SATU Indonesia Awards sebagai wadah, pemicu, dan penjaga nyala api semangat generasi penerus bangsa untuk selalu bergerak dan bertumbuh bersama.

Para anak muda bersama SATU Indonesia Awards bergerak dan bertumbuh bersama melalui inovasi dan karya nyata yang berdampak dan bermanfaat besar bagi lingkungan sekitar pada khususnya, dan bangsa Indonesia pada umumnya. Itulah semangat Astra yang selama 65 tahun terus mengajak masyarakat untuk Semangat Bergerak dan Tumbuh Bersama.

SATU Indonesia Awards 2022


SATU Indonesia Awards yang digelar Astra secara tahunan adalah sebagai peringatan Hari Sumpah Pemuda sekaligus menjadi langkah nyata Astra berperan aktif dalam berkontribusi meningkatkan kualitas generasi muda Indonesia. Pada tahun 2022, SATU Indonesia Awards menapaki perhelatan yang ke-13.

Tercatat sudah ada 565 penerima SATU Indonesia Awards (87 penerima tingkat nasional dan 478 penerima tingkat provinsi) dan tokoh penggerak di 170 Kampung Berseri Astra atau 1.060 Desa Sejahtera Astra yang tersebar di seluruh Indonesia.

Hingga saat ini sudah lebih dari 60.000 pemuda Indonesia menjadi peserta ajang SATU Indonesia Awards. Begitu ketat persaingan untuk menjadi yang terbaik di antara yang terbaik dan mendapatkan award. Yang paling penting adalah bahwa inspirasi mereka bisa menjadi motivasi bagi generasi muda Indonesia untuk melakukan hal-hal baik yang bermanfaat bagi sesama agar bisa Bangkit Bersama Untuk Indonesia.

Well, jika kalian memiliki calon untuk menjadi peraih SATU Indonesia Awards di tahun mendatang, silakan ajukan melalui website https://www.satu-indonesia.com/satu/id/ agar semakin banyak yang terinspirasi dan mampu bangkit bersama untuk Indonesia yang lebih baik di masa depan.

Makassar, 28 Desember 2022

Keterangan:

Gambar-gambar berasal dari:

  • SATU Indonesia Awards, Inspirasi Para Penerang Negeri, ebook cetakan pertama Maret 2022, diterbitkan oleh PT. Matair Rumah Kreatif bekerja sama dengan Astra SATU Indonesia Awards
  • Instagram https://www.instagram.com/lembah_hijau_rumbia_resort/
  • Instagram https://www.instagram.com/smpnegeri2rumbia_official

 

Referensi

  1. https://www.satu-indonesia.com/satu/satuindonesiaawards/, diakses 26 Desember 2022.
  2. SATU Indonesia Awards, Inspirasi Para Penerang Negeri, ebook cetakan pertama Maret 2022, diterbitkan oleh PT. Matair Rumah Kreatif bekerja sama dengan Astra SATU Indonesia Awards, https://online.fliphtml5.com/lsnfk/vpoe/#p=246, diakses 26 Desember 2022.
  3. 13th SATU Indonesia Awards, https://online.fliphtml5.com/lsnfk/mnlc/#p=1, diakses 26 Desember 2022.wisata
  4. https://anugerahpewartaastra.satu-indonesia.com/tentang-lomba/, diakses 26 Desember 2022.
  5. https://www.youtube.com/watch?v=-r1XqzKNvFY&list=PL3wc9zmFUiRaDqp4_6oUdiJfWdx6eWbTB&index=6, diakses 26 Desember 2022.
  6. http://direktoripariwisata.id/unit/5874, diakses 26 Desember 2022.
  7. https://www.celebes.co/tempat-wisata-jeneponto, diakses 26 Desember 2022.
  8. http://www.ayuindah.com/2017/12/lembah-hijau-rumbia-surga-di-tanah.html, diakses 26 Desember 2022.
  9. https://revolusimental.go.id/kabar-revolusi-mental/detail-berita-dan-artikel?url=ridwan-nojeng-sulap-lahan-tandus-di-jeneponto-jadi-kawasan-wisata-lembah-hijau-rumbia, diakses 26 Desember 2022.
  10. https://jejakpiknik.com/lembah-hijau-rumbia/, diakses 26 Desember 2022.
  11. https://www.traveloka.com/id-id/hotel/indonesia/lembah-hijau-rumbia-resort-jeneponto-9000000372625, diakses 26 Desember 2022.
  12. https://id.trip.com/hotels/rumbia-hotel-detail-67459538/lembah-hijau-rumbia-resort-jeneponto/, diakses 26 Desember 2022.
  13. https://travelingyuk.com/lembah-hijau-rumbia-2/182147/
  14. https://www.youtube.com/@ridwannojenglhr2538/videos
  15. https://www.merdeka.com/jabar/9-manfaat-penghijauan-bagi-lingkungan-bersihkan-udara-hingga-segarkan-mata-kln.html
  16. https://eticon.co.id/daerah-aliran-sungai/
  17. https://www.republika.co.id/berita/r4xmp3423/lembah-hijau-rumbia-siap-mendunia
  18. https://www.efenerr.com/2017/12/21/lembah-hijau-rumbia-dan-idealisme-ridwan-nojeng/



[1] Mulsa adalah material penutup tanaman budidaya untuk menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit sehingga membuat tanaman tersebut tumbuh dengan baik. Sumber: http://www.litbang.pertanian.go.id/info-teknologi/1593/, diakses pada 26 Desember 2022, pukul 21:06 WITA. 

46 komentar

  1. akses untuk menuju kesana bagus nggak kak ? untuk htmnya sendiri apakah ada ? untuk kendaraan dan orangnya htmnya terpisahkah ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aksesnya bagus, Mbak. HTMnya ada, nah saya tidak tahu apakah htm mobil dan orang terpisah.

      Hapus
  2. Keren banget ini Mbak, Ridwan bisa melalui pertentangan dari warga yang semula yang tak setuju dengan idenya. Bagus banget bisa memberdayakan ekonomi lokal dan mendukung pendidikan lanjut di wilayah sekitar. Salut!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mas Rudi apalagi karakter warga di sana keras. Butuh strategi untuk menghadapinya dan dia mampu, malah masih eksis hingga kini.

      Hapus
  3. Menarik dan keren ya, Lembah Hijau Rumbia ini. Jujur saja, pertanian organik ini ngingetin aku sama film Jepang yang baru kutonton. Butuh banyak pengorbanan, waktu yang gak sebentar juga. Bersyukur sekarang udah keliatan hasilnya ya, Mbak

    BalasHapus
  4. Banyak bangunan yang bagus terbuat dari bambu, ya. Sennag juga pariwisata kembali bangkit. Apalagi tempat wisata yang menyatu dengan alam begini. Tidak hanya menjadi hiburan bagi masyarakat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Keren ya lihat bangunan dari bambu, Mbak Chi ... saya suka melihat fotonya, belum melihat langsung.

      Hapus
  5. reverensinya banyak banget!
    kebayang mbak Mugniar betul2 larut dalam pencarian mengenai Lembah Hijau Rumbia ini. Penjelasan mengenai tempatnya lengkap banget, salut sama Ridwan Nojeng yang akhirnya bisa memanfaatkan potensi-potensi yang ada di daerahnya untuk melestarikan lingkungan bahkan mendatangkan manfaat lainnya, termasuk dalam bidang pendidikan.

    MasyaAllah ya, seneng banget tiap kali denger (baca) cerita bangkit setelah melewati kesulitan kayak gini. Gak kebayang sih berapa banyak yang dirumahkan karena pemasukan yang biasanya puluhan juta jadi tinggal 700 ribu, huhu. Semoga ke depannya makin banyak orang yang tau dan LHR ini (juga pak Ridwan Nojeng) makin berkah yaa :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mbak Isti ... sembari membuka referensi-referensi yang ada. ALhamdulillah dapat narasumber yang keren juga, tidak tanggung-tanggung memberi informasi jadi bisa update keadaan terkini LHR :)

      Aamiin ... semoga harapan demikian terwujud ya Mbak Isti.

      Hapus
  6. Salut sama Mas Ridwan. Saya angkat topi dan tepuk tangan untuknya.

    Cerita-cerita seperti ini yang ingin saya baca, sangat menginspirasi, dan berharap sekali ada banyak pemuda seperti Mas Ridwan.

    Manfaat penghijauan di Desa Tompobulu, termasuk untuk pendidikan, sudah dijabarkan dengan detail dan lengkap. Masya Allah 😍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah ... kisah yang inspiratif memang selalu menyenangkan dan memotivasi ketika dibaca ya Mbak Rien.

      Hapus
  7. Semoga cita-cita mas Ridwan agar Lembah Hijau Rumbia bisa makin dikenal di dunia internasional bisa terwujud ya. Perekonomian masyarakat bisa makin maju, namun kelestarian alam tetap terjaga.

    Ya ampun, saya kebayang pas masa masih perjuangan, para pemuda mencuri-curi waktu dan kesempatan untuk memberikan pupuk organik pada tanaman para orang tua mereka. Alhamdulillah setelah itu semua bisa merasakan manfaatnya. Salutnya lagi, walau sudah memperoleh pesanan pupuk organik dari luar dalam jumlah besar, tapi untuk warga sendiri pupuknya tetap digratiskan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin ... semoga semakin banyak wisatawan yang mendapat informasinya via internet, semoga LHR selalu update jadi makin banyak yang tahu ya, Mbak Nanik .. itu harapan saya juga.

      Hapus
  8. Luar biasa kiprah Ridwan.
    Bisa menjadi role model generasi penerus Bangsa.
    Karena memang Negara ini butuh sosok yg berkontribusi luar biasa yaaaa

    BalasHapus
  9. keren sekali pak Ridwan ini dari usahanya membuat pupuk organik sampai bikin lembah hijau rumbia ini sehingga bisa meningkatkan perekonomian warga lokal bahkan menjadikannya tempat wisata. kalau dari gambarnya ini tempatnya asyik banget buat dikunjungi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak Antung kapan-kapan main ke Lembah Hijau Rumbia, di Kabupaten Jeneponto, Sulsel, Mbak :)

      Hapus
  10. memang banyak sekali ya mba manfaat yang bisa didapat dari alam yang terjaga keindahan dan keasliannya. Salut untuk Pak RIdwan dan semangatnya yang membuahkan hasil luar biasa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masya Allah ya, Mbak Indah. Tak dipungkiri, kita memang membutuhkan alam.

      Hapus
  11. Wah, keren banget ini mbak Pak Ridwan.. Dari angan-angan menjadi kenyataan dan bisa bermanfaat untuk banyak orang. Selalu ada kisah menarik dari orang-ornag inspiratif seperti pak Ridwan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah ... semoga semua impian untuk LHR yang lebih baik tercapai ya, Mbak Iis. Sebagai orang yang besar dan tinggal di Makassar, saya senang bisa menuliskan salah satu yang unik dan inspiratif dari Sulsel.

      Hapus
  12. Salut sama pak Ridwan ini ya mak, apa yang beliau lakukan ini secara tidak langsung juga menyelamatkan bumi dengan melakukan penghijauan untuk Desa Tompobulu. Kalau kebaikan yang dilakukan oleh pak Ridwan bisa menjadi inspirasi bagi anak muda setempat, pasti akan lebih indah lagi ya mak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin ya Allah ... semoga anak muda setempat banyak yang mengikuti jejak dan karyanya ya, Mbak Chie.

      Hapus
  13. Kagum banget sama perjuangan Pak Ridwan untuk Lembah Hijau Rumbia, semoga bisa konsisten terus. Apalagi sekarang mulai bikin youtube chanel untuk membagikan ilmunya, harus kita dukung supaya makin semangat yaaah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar ... semoga makin dikenali mengenai berbagai media di internet ya Mbak Erry. Bahkan di YouTube bapak kepala sekolah yang saya wawancarai juga bisa dilihat seperti apa LHR ditempati anak2 SMP belajar :)

      Hapus
  14. Senang sekali membaca kisah-kisah inspiratif seperti ini ya kak
    Banyak orang yang peduli saat pandemi terjadi
    Salah satunya ya pak Ridwan ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah ya, Mbak Dian ... semoga menginspirasi banyak orang agar bangkit melawan pandemi.

      Hapus
  15. Kisah inspiratif gini bikin tergugah untuk ikut peduli pada lingkungan dan konsisten mencintai lingkungan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah ... semoga di luar sana makin banyak yang terinspirasi, Mbak Tian.

      Hapus
  16. Masya Allah, kekuatan apa yang dimiliki Mas Ridwan hingga mampu membangun kembali Lembah Hijau Rumbia. Bahkan bisa memperkerjakan lagi pemuda di sana. Sebagai orang tua, saya senang kalo membaca kisah inspiratif dari pemuda yang tak kenal lelah turut membangun negeri dari daerah masing-masing. Semoga makin banyak pemuda yang melakukan gerakan mencintai alam seperti Mas Ridwan. Semoga saya dan keluarga juga bisa berkunjung ke LHR ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mendadak merinding membaca komentar Mbak Wati ... alhamdulillah ya Mbak Wati ... yang saya tangkap awalnya adalah kekuatan idealisme dan optimisme. Masya Allah ya :)

      Hapus
  17. Keren banget Mas Ridwan ini membangun desanya dengan ulet dan semangat hingga sektor pertaniannya bisa maju seperti sekarang, anak muda penggerak seperti ini yang dibutuhkan di tiap daerah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo Mbak Dedew, kapan-kapan kalau balik ke Makassar, mampir ke LHR juga :)

      Hapus
  18. Wah setuju banget nih biasanya kalau dijadikan tempat wisata warga lebih termotivasi utk tetap melestarikan lingkungan dan mempertahankan penghijauan gtu ya.
    Inspiring sekali dari awalnya pupuk organik ditolak sampai jd kebutuhan.
    Pantes yaa dapat penghargaan si masnya ini :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyes, jadi semacam desa wisata gitu, Mbak April. Warga setempat juga terbuka lapangan pekerjaannya untuk menyenangkan dan menyediakan kebutuhan wisatawan.

      Hapus
  19. salut untuk Mas Ridwan, luar biasa perjuangannya untuk lembah hijau rumbia bangkit melawan pandemi

    BalasHapus
  20. Goodluck ya mba .

    Klau tempat wisata seperti Lembah Hijau Rumbia punya ciri khas dalam penggunaan bambu sebagai bahan bangunan utama pasti kelihatan unik ya . Apalgi tempatnya luas dan nyaman bikin betah

    BalasHapus
  21. Bagus banget ya tempat wisata hijaunya apalagi ada tempat pemupukan pastinya banyak ilmu dan juga pengalaman Kalau hadir ke sini

    BalasHapus
  22. Senangnya orang yang bisa berkontribusi seperti ini. Tulisan ta juga bagsu mengangkat hal bermanfaat bagi lingkungan.
    Ah rasanya ini layak jadi juara lagi tulisannya

    BalasHapus
  23. inovasi Ridwan dan sepupu-sepupunya mengawali penggunaan pupuk organik luar biasa ya. Berani melawan kebiasaan dengan suatu hal baru yang lebih baik. Butuh waktu bertahun-tahun hingga sekarang LHR jadi semaju dan seindah ini.

    BalasHapus
  24. Jadi pengen datang ke lembah hijau Rumbia menarik banget

    BalasHapus
  25. Nah, ini..anak muda desa pun bisa berkarya, bisa berkembang.

    Asri tempatnya.udah kebayang gimana ademnya klo familu staycation di sana.

    BalasHapus
  26. anak-anak muda di desa sebenarnya pada kreatif dan inovatif ya mbak, apalagi kalau didukung oleh lingkungannya

    BalasHapus