Cara Bahagia di Hari Bahagia Bersama – Kalau kita bisa membuat orang lain tercerahkan meskipun dari satu lilin saja,” itulah bahagia kata Kang Maman Suherman pada peluncuran buku BAHAGIA BERSAMA yang berlangsung 7 September lalu via Zoom Cloud Meetings.
Acara bertajuk Hari Bahagia Bersama itu membuat saya merasa
diajak kembali merenungkan definisi bahagia dan bagaimana memaknai kebahagiaan.
“Kalau sendiri namanya bersenang-senang, kalau melibatkan orang lain namanya
bahagia,” ujar Kang Maman.
Sebagai orang yang memahami dunia penulis, saya langsung tertarik ingin membaca buku Bahagia Bersama ketika Kang Maman menceritakan, proses penulisan buku dirinya tak didikte, pun tanpa editing sama sekali oleh pihak JNE, khususnya Pak Mohamad Feriadi Soeprapto (Feri) – Presiden Direktur JNE.
Demikian pula kartun yang
dibuat Mice, tidak diedit oleh Kang Maman serta Pak Feri. Kedua kreator ini
mendapatkan kebebasan dalam berkarya melalui buku ini, terserah mau
menuangkannya dalam angle yang diinginkan. Tentu saja baik Kang Maman
dan Mice Kartun merasa bahagia dengan cara kerja dan berkarya seperti ini. Saya
bisa membayangkannya meskipun tentunya tidak merasakan persis namun sebagai blogger,
saya tahu rasa bahagia yang timbul setelah sebuah karya terbentuk.
Rasa penasaran saya akan
buku ini mentok pada clue: berbagi, memberi, menyantuni yang menurut Kang Maman berangkat dari
wasiat almarhum Bapak Soeprapto Suparno – ayah Pak Feri (pendiri JNE), bukan
sekadar dari apa yang dikatakan oleh Pak Feri. Namun apa itu perbedaan dari
definisi dari ketiga kata tersebut – menurut Mice, “Baca saja bukunya.” Hm
makin penasaran deh.
Oke, saya belum bisa
cerita banyak soal buku ini namun mari kita simak inspirasi kisah berbagi dari
yang dipaparkan para nara sumber dalam acara Hari Bahagia Bersama ini.
Cara Bahagia
Maman Suherman
Membahagiakan orang lain
melalui buku menjadi cara bahagia ala Maman Suherman, penulis yang telah
menulis 28 buku ini. Keinginan Kang Maman ini bersinergi dengan JNE yang
memfasilitasinya mengirimkan buku hingga ke Papua dengan no limit.
Kang Maman bercerita,
bagaimana ketika baru bulan pertama saja ongkos pengiriman buku yang
disebarkannya sudah mencapai harga Rp. 20.000.000. Ketika dia tanyakan kepada
JNE berapa limit untuk gerakan sosialnya, JNE mengtatakan, “Tak ada
batasan.”
Kang Maman bahkan menemukan
keindahan keberagaman melalui buku dan kitab suci. Di Papua, orang Kristen
mengirimkan Qur’an untuk warga muslim sementara orang muslim juga berbuat
sebaliknya, mengirimkan al Kitab untuk warga Kristen, kedua pihak melalui Kang
Maman dan JNE dibantu pengirimannya.
“Kita harus jadi perekat
bukan peretak,” ujar Kang Maman yang menyatakan jangan melihat keberagaman Indonesia
melalui “kacamata Twitter” yang kerap memperlihatkan perselisihan.
Kang Maman juga menceritakan inspirasi buku Bahagia Bersama melalui informasi yang diperolehnya. Salah satunya adalah kisah mendiang adik Pak Feri yang terbaring di rumah sakit namun masih memberikan bantuan 6 juta untuk uang sekolah seorang anak.
Ada juga inspirasi dari
seorang pegawai JNE yang belum lama meninggal dunia yang seorang difabel netra.
Dia dipekerjakan oleh Pak Soeprapto – pendiri JNE tanpa mempertanyakan apa saja
kemampuannya.
Cara Bahagia Mohamad
Feriadi Soeprapto
JNE yang berdiri tahun
1990, sejak awal sudah menerapkan konsep memberi. Sejak awal, perusahaan ini,
oleh pendirinya disuruh untuk menyantuni anak yatim. Biasanya perusahaan
berbagi setelah mendapatkan keuntungan namun tidak demikian halnya dengan JNE.
JNE memegang teguh ajaran
pendirinya yang mengatakan bahwa semua yang dikatakannya ada di dalam ajaran agama
Islam, yaitu dalam Al Ma’un dan Al Baqarah: 261 yang bermakna setiap kebaikan
akan mendapatkan balasan yang berlipat. Berbisnis itu bukan hanya dengan
manusia tetapi dengan Tuhan juga sehingga ada keberkahan.
Konsep “connecting
happiness” dijalankan JNE selaku penghubung. JNE berada di tengah, antara
pengirim dan penerima atau antara penjual dan pembeli, kedua pihak merasa bahagia
dengan perantaraan JNE selaku penghubung kebahagiaan. JNE pun bahagia karena
telah memberikan layanan yang baik serta memberikan kebahagiaan bagi kedua
belah pihak.
Cara Bahagia Ivan
Gunawan
Bagi seorang Ivan Gunawan,
menyatukan aktivitasnya sebagai desainer sekaligus entertainer, membuatnya
merasa senang karena telah menentukan sendiri jalan hidupnya. Menurutnya
kebahagian tak bisa dibandingkan antara satu orang dan orang lain. Igun
membahagiakan orang terdekat dulu baru orang di luar itu.
Berbagi adalah salah satu
cara Ivan melakukan stress release. Menurutnya, milik kita bukan
sepenuhnya milik kita, ada hak orang lain di situ – sebagaimana ajaran Islam,
ya. “Kita tidak bisa bekerja sendiri, kita perlu orang-orang untuk bisa
bantu apa yang kita inginkan,” pungkas Igun.
Melalui Yayasan Dunia Mega
Bintang miliknya, Igun membagikan 1000 sembako di pelosok Tambora kepada warga
terdampak pandemi covid-19. Dia menemukan satu rumah yang dihuni 3 keluarga, mereka tidur
bergantian saking sempitnya tempat tinggal mereka.
Percaya niat baik yang
disandarkan sikap berserah diri pada Allah, Ivan dan kawan-kawannya
menginginkan melihat senyum orang-orang yang dibantu walau ada ancaman virus
corona. Tentunya dengan melakukan protokol kesehatan dengan baik.
Cara Bahagia
Mice Kartun
Sebagai kartunis, Mice
Kartun mengatakan bahwa pekerjaannya membuatnya bahagia. Dirinya tak pernah
kehabisan bahan dan jenuh selama 23 tahun berkarya. Dian bersyukur tingal di
negeri yang disebutnya “dinamis” ini karena tak pernah kehabisan bahan.
Karyanya mengenai realita
sehari-hari, bukan imajinjasi. Dia Memotret keseharian, tidak men-judge
benar – salah. Menurutnya, kritik melalui kartun dengan cara yang lucu tidak
akan membuat orang marah.
Baginya, seni layak menjadi
medium untuk berbagi. Mice pernah berbagi melalui lukisan dengan melelang
karyanya lalu hasilnya disumbangkan bagi korban bencana alam.
Cara Bahagia
Andy F. Noya
Berbagi tidak akan membuat
miskin. Berbagi tidak harus materi, bisa dari keterampilan yang kita miliki.
Jangan salah kaprah dalam berbuat baik hingga menunggu tercukupi dulu baru mau
berbhagi. Kurang lebih demikian yang disampaikan oleh Andy F. Noya ketika
ditanyakan mengenai definisi berbagi
Founder Benihbaik.com ini
menceritakan bagaimana Benihbaik memberi peluang bagi banyak orang untuk merasa
bahagia dengan cara berbagi melalui nominal yang sedikit. “Yang tidak yakin
1000 – 2000 rupiah bisa membuat orang
bahagia, sekarang dibuat mudah dengan Benihbaik. Disampaikan kepada orang yang
tepat. Tidak ada alasan untuk tidak berbuat baik,” ungkap Andy.
Menurut Andy, ada tahapan
di atas sukses yang perlu dicari yaitu signifikan, ketika hidup kita bermanfaat
bagi orang lain. Andy mengatakan bahwa dalam kitab suci disebutkan: sebaik-baiknya
orang adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Untuk memaknai hidupmu carilah
kegiatan yang bisa memberikan makna itu.
Salah satunya adalah berbagi.
Andy mengatakan bahwa JNE
adalah perusahaan yang memiliki nilai, tidak semata melihat keuntungan. Melalui
ayahanda Pak Feri, nilai-nilai bisa diturunkan ke perusahaan.
Benihbaik berkali-kali
mendapatkan bantuan dari dari JNE hingga akhirnya Andy merasa sungkan ketika
bantuan berupa ribuan tabung oksigen 6 kubik dipercayakan JNE secara
gratis kepada Benihbaik. Andy menyampaikan kepada Pak Feri hendak membeli
tabung oksigen yang diperuntukkan bagi penderita covid-19 yang membutuhkan itu.
Tanggapan Pak Feri sungguh
menginspirasi, “Tunggu dulu, akan saya pertimbangkan. Kalau ternyata bisnis
saya dengan teman-teman Benihbaik lebih menguntungkan nanti saya akan hitung
berapa biayanya tapi kalau bisnis saya dengan Tuhan lebih menguntungkan, saya
akan memilih bisnis dengan Tuhan.” Bisa ditebak, JNE tetap memberikan bantuan
gratis untuk disalurkan melalui Benihbaik.
Cara Bahagia
Melanie Subono
Melalui Rumah Harapan
Melanie, Melanie berupaya mengabulkan keinginan orang-orang yang sedang dalam
kondisi berat. Dimulai dari hal-hal kecil di sekitar Jakarta. Misalnya
mewujudkan keinginan orang-orang yang ingin punya kaos merah, pingin
ketemu seseorang, dan pingin belajar sulap.
Pada tahun kedua, melalui media
sosial Rumah Harapan Melanie mulai besar, dibantu fans di seluruh
Indonesia. Kasus pertama yang dibantu adalah di Prabumulih, seorang ibu tidak
bisa bawa pulang bayinya karena utang 120.000 rupiah di rumah sakit.
Di tahun ke-14 ini, Rumah
Harapan Melanie melakukan kebaikan kecil setiap harinya. Dalam 1 minggu ada
ribuan orang yang dibahagiakan. “Dengan mi instan 2 saja kita bisa membantu
menyambung hidup sekeluarga,” Melanie menegaskan bahwa dengan bantuan kecil
saja yang mungkin tak berarti bagi kita, kita bisa membahagiakan orang lain
yang membutuhkan.
***
Rasanya tak sabar hendak
membaca buku Bahagia Bersama. Baru menyimak acara virtual ini saja saya sudah
merasa tercerahkan. Tak sabar hendak melalap buku yang disebut oleh Mice
sebagai “buku siraman rohani”. Kalau Mice sebagai kartunis merasa mendapatkan siraman
rohani, saya yakin akan merasakannya juga.
15 komentar
Ngga bisa saya kalau baca kisah menginspirasi begini selalu berurai airmata. Mereka yang punya jiwa kebaikan dan bisa menyalurkannya betapa bahagia banget pasti ya. Cara bahagia dengan masing-masing karakternya sungguh menyentuh, semoga banyak Kang Maman atau Melanie Subono atau lainnya di luar sana termasuk saya, aamiin.
BalasHapusMasyaAllah adiknya pak feri ini benar-benar super ya kk, sedang terbaring sakit di rumah sakit saja masih ingat membantu orang lain. benar-benar menginspirasi. Ditambah dengan cerita-cerita lain yang ada di atas. Buat kita bisa selalu ingat untuk berbagi, meskipun kecil.
BalasHapusMembaca kisah2 inspiratif seperti ini membuat kita jadi terpacu dan bersemangat untuk menebar kebaikan juga ya mbak. Memang benar berbuat baik dan berbagi tidak harus secara materi. Bamyak cara bisa dilakukan untuk berbagi dan berbuat baik, yang penting niatnya tulus dan ikhlas. Walaupun hanya sedikit, asal ikhlas maka rasa bahagia akan datang ke dalam hati.
BalasHapusKedua kreator, Kang Maman dan Mice diberi kebebasan berkarya bikin penasarn saya..Mengingat keduanya sangat kompeten di bidangnya. Acung jempol untuk JNE, baru tahu filosofi bagus pendirinya berbagi, memberi, menyantuni . Pantesan makin membesar dan berkembang hingga kini
BalasHapusBener banget ya mba. Berbuat baik itu bisa dalam bentuk apa saja. Selalu salit dengan para tokoh publik yang memyempatkan diri utk berbagi kebahagiaan bersama warga kurang mampu
BalasHapusKebahagiaan setiap orang berbeda-beda ya. Namun satu yang pasti, mereka berbahagia kalau sudah bisa bermanfaat bagi yang lain
BalasHapusJadi ownsayaaya ingin membaca habis bukunya juga. Segera beli online deh nih
Beda-beda ya cara orang merasakan kebahagiaan. Tapi memang sih kalau kita bisa berbagi dengan orang lain yang benar-benar membutuhkan dan orang tersebut jadi senang dengan pertolongan kita jadi ikut bahagia juga..
BalasHapusDuuu, nangis deh jadinya... baghagia itu sesederhana yang diciptakan. Membahagiakan diri dengan cara membahagiakan orang lain, berkat namanya TT__TT
BalasHapusWah bukunya terbitan gramedia ya. Mudahan di gramedia digital sudah bisa dibaca ya mba
BalasHapusAku suka banget sama komik-komik bang MICE, lucu dan menghibur. Eh, JNE punya kerja sama dengan beliau ternyata. Keren deh.
BalasHapusya ampun yang nulis mice cartoon ini mirip banget ya sama kartunnya. keren kolaborasi JNE deh, bahagia itu sederhana ya. penasaran sama resensi bukunya nanti
BalasHapusSaya juga ikut acara deklarasi ini, Mbak. Beneran inspiratif banget kisah-kisah dari para narasumber. Berbagi memang bisa membuat kita Bahagia Bersama, seperti judul bukunya JNE. Punya saya udah sampai nih, nggak sabar pengen baca.
BalasHapusAcara yang sangat menginspirasi. Banyak orang sejak pandemi jadi cenderung untuk diri sendiri dulu, padahal dengan berbagi kebahagiaan, kita semua bisa sama-sama berbagi kesenangan, meskipun kecil tapi efeknya besar sekali.
BalasHapusBagus banget filosofi JNE.
wuih mantap banget nih mba acaranya, narsumnya orang-orang hebat semua. Jangan lupa bahagia
BalasHapusKetika Kita berhasil membuat orang lain bahagia itu Ada kepuasan dari hati Kita ya kak, seneng banget Dua Kali lipat timbang hanya senang bagi diri sendiri
BalasHapus