Cara Membantu Anak Korban Pengabaian Orang Tua

Cara Membantu Anak Korban Pengabaian Orang Tua – Sebagian dari kita mungkin akan bertanya: anak korban pengabaian orang tua? Memangnya ada? Yang bertanya seperti itu yang mengalami kehidupan selayaknya anak-orang tua dengan orang tuanya atau memang menjadi orang tua yang  memperlakukan anaknya sebagaimana mestinya.

Sayangnya tidak semua orang tua memperlakukan anaknya sebagaimana mestinya. Ada sejumlah orang yang mengalami penelantaran atau pengabaian dengan sengaja. Ada yang saya baca kisah nyatanya di Quora dan ada juga teman dari putri saya yang mengalaminya.

Anak Korban Pengabaian

Kisahnya memilukan. Entah berapa kali saya menangis saat mendengar putri saya menceritakan kisah sahabatnya. Saya yang orang lain saja merasa tak tega mendengarnya, entah mengapa orang tuanya tega-tega saja.

Kedua orang tuanya bercerai. Saat ini sesekali ayah masih menjenguk. Ibu juga ada, tinggal bersama dengannya tetapi kondisinya seperti antara ada dan tiada. Anak gadis ini juga menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh ayah tiri namun sayangnya ibu kandung tidak memercayainya, malahan menuduh yang tidak-tidak.

Saya tidak bisa menceritakan di sini detailnya saking pilunya dan saya juga tak berani  membuka di sini semua kisahnya.

Saya mencoba mencari cara, apa saja yang bisa saya lakukan dan mengambil angkah-langkah yang saya pikir bisa membantu meringankan penderitaannya. Berikut ini hal-hal yang saya lakukan:

1. Mendorong putri saya untuk menjadi pendengar yang baik.

Perempuan yang sedang memiliki masalah kebanyakan membutuhkan orang yang mampu menjadi pendengar yang baik. Jika tidak bisa membantu, setidaknya bisa menjadi pendengar akan keluh kesahnya. Saya sampaikan kepada putrinya untuk mencoba memahaminya dengan mendengar saja. Suatu saat putri saya bertanya bagaimana caranya memberikan solusi karena dia tidak tahu caranya. Saya jawab, “Dengarkan saja, temanmu butuh pendengar.”

2. Mencari saran.

Saat menjalani aktivitas Training of Trainer Fasilitator Ibu Penggerak di Tangerang tahun lalu, saya mencari saran kepada orang yang saya anggap ahli terkait permasalahan sahabat putri saya. Saya juga mencoba berkonsultasi dengan seorang psikolog dan aktivis perempuan dan anak yang mana mereka juga teman-teman saya.

3. Meminta bantuan

Selain mencari saran, saya juga mencari bantuan. Suatu waktu saya meminta tolong kepada teman psikolog yang baik untuk mau membantu sahabat putri saya dalam sesi konsultasi gratis ketika dia melakukan percobaan bunuh diri.

4. Memberi perhatian

Saya mencoba memberikan perhatian seoptimal mungkin. Harapannya, teman putri saya merasakan perhatian dari seorang ibu. Namun demikian saya tak berani mengatakan padanya “anggap saya sebagai ibumu” karena tak ingin membuatnya berekspektasi besar terhadap saya dan saya mungkin tak bisa memenuhinya.

Masalah yang dihadapi teman putri saya sangat besar. Saya membayangkan, jika berada di posisinya saya takkan bisa menghadapinya. Mungkin saya bisa jadi gila. Na’udzubillah … itulah makanya masalah itu bukan masalah saya. Saya yakin gadis remaja itu bisa melaluinya dengan perjuangan yang maksimal.

Harapan saya, semoga Allah menjaga si gadis remaja ini dan dia baik-baik saja selama saya bisa memantaunya dari kejauhan. Semoga Allah membantu saya untuk terus mengupayakan yang terbaik baginya sekemampuan saya. Bantu doanya, ya.

1 komentar

  1. Semoga sang Anak bisa bertumbuh kembang dengan baik setelah diberikan perhatian dan juga bimbingan yang diperlukan.tetap semangat dan terus berusaha

    BalasHapus