Tak pernah terbayangkan dahulu akan ada yang namanya wisuda online. Yang namanya wisuda, tentunya inginnya yang ada seremoni kan ya. Seremoninya harus pula di dalam gedung yang riuh, dihadiri rektor, dekan, dan para guru besar.
Namun apa daya masa pandemi covid-19
sekarang ini memaksa kita melakukan sebagian besar hal dengan aktivitas online,
tak terkecuali kuliah dan wisuda. Nah, tanggal 19 September kemarin, saya sempat
menyimak event Wisuda Online yang berlangsung secara lvestreaming
dan dapat ditonton melalui aplikasi MAXStream.
Tentang
Wisuda Online Maxstream 2020
Wisuda Online 2020 adalah
perayaan wisuda yang dilaksanakan daring untuk para lulusan tahun 2020. Yang
mana seperti kita ketahui mereka harus menerima kenyataan tak bisa merayakan
kelulusan sebagaimana angkatan sebelum-sebelumnya merayakannya karena situasi
covid-19 saat ini.
Diharapkan melalui acara ini, para
wisudawan memperoleh semangat dan harapan agar mereka tetap memiliki ambisi
yang kuat untuk meraih masa depan yang gemilang meskipun cara wisuda online harus dijalani.
Aplikasinya bisa diunduh di gadget
tetapi saya nontonnya via aplikasi webbased-nya. Cukup lama
berlangsung, sejak jam 11:00 hingga 16:30 WIB, dengan audiens para wisudawan
lulusan tahun 2020.
Nadiem Makarim – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menyampaikan pidato pembukaan dengan memotivasi para wisudawan. Juga mengingatkan bahwa zaman sekarang telah berubah dan ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan diri, seperti kemampuan problem solving dan sosialisasi.
Selain Nadiem, hadir secara online
Setyanto Hantoro – Direktur Utama Telkomsel, Najwa Shihab – journalist
& founder Narasi TV, Najelaa Shihab – Indonesian educator, Raditya
Dika – content creator, Erick
Thohir – Menteri BUMN, Putri Tanjung – entrepreneur, William Tanuwijaya –
CEO Tokopedia, Tasya Kamila – student & public figure, Cinta Laura
Kiehl - public figure, Nadira Nuraini Afifa – student.
Menarik, ya. Tak ketinggalan 3 MC keren
– Boy William, Budi Adiputro, dan Iyas Lawrence. Acara ini juga dimeriahkan
oleh penampilan musisi Afgan dan band Kotak, juga hiburan dari Reza
Chandika, Cindercella, Yuda Keling, Kiki Saputri, Fico Fachriza, dan Arditya
Erwanda.
Insight
untuk Mahasiswa dari Najelaa dan
Najwa Shihab
Carajalani menyimak sesi talkshow Boy
William dengan Najwa Shihab dan Najelaa Shihab. Favorit Carajalani kedua putri
ulama Quraish Shihab ini. Secara bergantian, mereka berdua menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan oleh Boy.
Sekilas
Tentang Najelaa dan Najwa Shihab
Najwa Shihab yang semasa SMA pernah mengikuti
AFS – pertukaran pelajaran internasional ini studi di Fakultas Hukum Universitas
Indonesia angkatan 1996. Nana – nama sapaan Najwa, pernah magang di RCTI. Dia
pun pernah bekerja di Metro TV.
Setelah sebelumnya sempat galau
menyelesaikan studinya. Mulanya berpikir akan bekerja di bidang hukum,
aktivitas magangnya selama 3 bulan di RCTI – yang menurutnya karena lagi malas
mengerjakan skripsi mengubah jalan hidupnya hingga dia memilih menjadi
jurnalis. Bulan Agustus 2017, Nana mengundurkan diri dari Metro
TV.
Tahun 2018 Nana mendirikan Narasi TV, pada tahun 2018 juga dia kembali membawakan Mata Najwa, kali ini di Trans 7.
Najelaa Shihab. Lulusan Fakultas
Psikologi Universitas Indonesia ini menyatakan dirinya sebagai guru. Guru
adalah cita-cita yang dimilikinya sejak duduk di kelas 2 sekolah dasar. “Tak
melalui masa-masa galau,” ujarnya menanggapi “masa galau” menentukan pilihan
profesi seperti yang dilalui saudarinya.
Slogannya adalah “pendidik adalah
kita” dengan “belajar, bergerak, bermakna” melahirkan gerakan Semua Murid Semua
Guru hingga ke seluruh Indonesia. Carajalani pernah menghadiri acaranya di
Makassar pada tahun 2018 lalu. Waktu itu Najelaa hadir di Makassar
dalam acara bertajuk Ngobrol Publik.
Acara Najelaa yang Carajalani hadiri di Makassar. |
Gerakan Semua Murid Semua Guru ada kanal YouTube-nya juga dan konsisten mengangkat isu pendidikan. Selain itu, Najelaa juga menjadi kepala Sekolah.mu – sebuah startup bidang pendidikan. Di dalamnya ada program Karier.mu, Kelas.mu, Ujian.mu, dan Kartu Prakerja. Juga ada materi-materi untuk PAUD, SD, SMP, SMA/SMK, orang tua, mahasiswa, dan lembaga.
Najelaa tumbuh menjadi anak yang senang
belajar sejak dulu tapi tapi tidak senang sekolah. Dia merasa ada yang harus
diperbaiki dalam sistem pendidikan. Merasa gemas sama anak-anak yang tidak
terlibah dalam proses belajarnya sendiri dan selalu menyalahkan keadaan,
seperti merasa terpaksa belajar dalam jurusan yang dijalaninya.
Najeela juga gemas dengan stigma yang
membagi anak IPA dan anak IPS. Padahal minat seseorang bukan menunjukkan “tingkat
kecerdasan” tinggi dan rendah.
Tantangan
Masa Depan Berbeda dengan Tantangan Angkatan Terdahulu, Sambut dengan Cara
Berbeda
Boy Wiliam mengatakan, pada zaman
sekarang tidak ada modal pun, asalkan punya niat, para wisudawan bisa melakukan
sesuatu karena punya akses internet dan gratis. Lalu Boy menanyakan pendapat
Najwa dan Najelaa.
Najelaa yang akrab disapa Ela menyampaikan
makna belajar bahwa “learning that something you do”, belajar itu harus
aktif.
“Wisudawan sekarang ini apakah proses pembelajarannya aktif atau tiba-tiba saja wisuda?” pertanyaan ini patut direnungkan, lho.
Apakah para mahasiswa memang sudah “belajar”
banyak selama kuliah? Belajar secara aktif?
“Take control of your education, kendalikan proses belajar kita, kendalikan karier kita. Kalau merasa jadi korban mulu gakkan pernah bisa berubah,” ucap Ela.
Menurut Nana, sekarang terbuka kesempatan
untuk berkarya, berkontribusi beyond limit.
“Kita harus berubah dan beradaptasi dengan situasi. Melihat cara orang mengonsumsi media berubah, konsumen pun bisa jadi produsen. Industri berubah, kalau tidak ikut berubah akan ditinggal dan ketinggalan. Kalau ketinggalan takkan bisa mengejarnya,” tambahnya lagi.
Namun menurut Ela, perlu diingat bahwa teknologi bukan tujuan. Teknologi itu cara. Beroleh like di media sosial itu caranya. Tujuan pemanfaatan teknologi adalah apakah yang dilakukan itu berdampak baik atau bermanfaat.
Menurut Nana, jangan menutup diri. Mengikuti apa yang kita suka bukan berarti menutup diri pada perubahan atau kesempatan yang lain. Perlu untuk berkolaborasi."Tidak ada sukses buat diri sendiri, tidak mikir dampak ke orang lain,” pungkas Ela.
“Jangan batasi diri dengan apa yang
dipelajari di kampus. Fakultas tidak membatasi pilihan karier. Kuliah bukan tentang
nilai dan IPK. Kuliah juga berarti tentang skill yang dilatih, tentang
memori yang diciptakan,” pungkas Nana. Masih ada satu lagi yang disebutnya
tapi tak tertangkap baik oleh Carajalani.
Ela menekankan bahwa tantangan sekarang adalah menciptakan pekerjaan yang sesuai dengan apa yang ingin dikontribusikan. Tidak semua kita ada di posisi yang sama.
Yes, setuju. Setiap orang dapat berperan
sekecil apapun itu. Kembangkan radar kolaborasi dengan berjejaring. Yang masih
kuliah, silakan dicerna baik-baik tulisan ini, sharing dari kedua mbak
kece itu daging semua. Patut dijalankan soalnya sudah terbukti pada kesuksesan mereka
berdua.
24 komentar
gak pernah terpikirkan ada wisuda online sebelumna ya mbak. Di masa seperti ini jadi bikin orang kreatif & bisa melaksanakan wisuda meskipun online.
BalasHapusBetul banget tuh yang dibilang Nana gak membatasi diri apa yang diajarkan di kampus, justru harus mau belajar hal lain juga
Pandemi memang bikin sedih dan menyebalkan. Tetapi, di sisi lain timbul berbagai inovasi baru. Salah satunya ya wisuda online ini
BalasHapusAnak2ku tahun 2020 ini berjibaku dengan segala keadaan yang ga pernah terbayangkan sebelumnya. Lulus2an online, malah si sulung belum juga cap 3 jari dan ijazahnya ter-pending :( hiks. Trus PPDB online, lalu PJJ duuuuh enungap pisan euy. Mau teriak2 juga masa iya begitu? Heheheh. Memang kudu sabar dan legowo menghadapi semua. Betul, ga hanya pelajaran secara formal, non formal juga harus ada yang diikuti karena minat dan bakat. Jangan sekadar ikut2an trend aja apalagi nanti jika sudah kuliah. TFS.
BalasHapusBerharap banget memang, lulusan kuliahan itu nggak cuma berharap bakal cari kerja. Tapi juga mampu menciptakan lapangan kerja baru untuk orang-orang di sekitarnya. Nggak perlu malu sama status sarjana. Semangat yaa yang tahun ini wisuda dan masih mau dibawa kemana ini karena masih pandemi
BalasHapusDulu banget waktu aku wisuda kurang berkesan karena temen-temen deket pada misah waktu wisudanya. Ada yang udah duluan, atau malah belum. Selebrasi lempar topi toga pun ga ada hahaha... Tapi sekarang suasananya beda ya. Walau cuma online kalau kemasan kaya gini tetep asik. Apalagi MCnya Boy William. Dah kebayang serunya. Bulan depan giliran adikku yang mau wisuda, sepertinya bakal online juga nih
BalasHapusAhh ada bu elaaa...
BalasHapusDuh duo shihab ini emang sangat mengisnpirasi ya,, smg para wisudawan bisa tetap semangat meskipun wisudanya online
Acaranya bagus banget ini, kasih informasi kepada kita hal hal yang memang sedang dirasakan disaat pandemi.. apalagi bersama dua kakak beradik yang menginspirasi banyak orang ya..
BalasHapusAku kemarin sempat ikuti beberapa 'pencerahan" Mba Nana ini, saat acara wisuda online 19 September 2020 lalu.
BalasHapusBeberapa statement berikut, favoritku!
"Mari beradaptasi dengan situasi!"
"Tak ada gunanya menyalahkan keadaan (baca: pandemi). Justru kita harus beradaptasi!"
"Jika terus menerus menyalahkan keadaaan, kita sendiri yang akan jadi korban!"
Wessss. Makjleb banget kan!
Hmmm.
Idola banget ya kedua putri Bapak Quraish Shihab ini terlihat banget cerdasnya. Setuju juga pendapat mereka kita harus bangkit, keadaan ini tidak untuk ditangisi dan sedih berlarut, harus mulai bergerak..dan beradaptasi ya..
BalasHapusInspiring narsumnya...memang berat jadi lulusan 2020 . Meski demikian semangat tak boleh padam. Setuju jika setiap orang dapat berperan sekecil apapun itu. Mengingat tidak ada sukses buat diri sendiri, karena semua akan berdampak ke orang lain
BalasHapusIni wisuda online malah menarik ya, Mbak. Apalagi dengan ditambahnya narasumber dari keluarga sihab, tetap semangat untuk nonton wisuda di tengah pandemi.
BalasHapusMbak Najeela dan Najwa Shihab memang inspiring sekali. Pas banget jadi narasumber di acara wisuda online. Semoga para wisudawan bisa dapat motivasi untuk menjalani hidup di dunia nyata dan mengamalkan ilmunya sehingga bermanfaat.
BalasHapusBelakangan aku tu udah mulai bosen sama online2, bayangin udah 7 bulan kan kyk gini terus :(
BalasHapusTapi ya ini yang terbaik ketimbang maksain mengumpulkan banyak org utk wisuda. Yg penting apa yang dipelajari selama perkuliahan bisa dimanfaatkan dengan baik oleh wisudawannya, bermanfaat ilmunya jg buat org lain.
Berharap banget tahun tahun mendatang sudah nggak ada wisuda online. Tahun depan dua anakku wisuda dan smoga wabah pandemi ini segera selesai :(
BalasHapusSemoga generasi yang lulus tahun ini bisa jadi pribadi yang lebih tangguh ya. Karena mungkin bisa dibilang proses kuliah gak "sekencang" kuliah offline. Jangan terlena sama proses kuliah online dna tau-tau lulus. harus dipikirkan apakah ada "seusatu" yang bisa digunakan untuk membangun karir nantinya.
BalasHapusAku sepakat dengan pendapat Najeela tuh. Aku juga senang belajar, tapi nggak suka sekolah. Membosankan dan sistem pendidikannya itu kebanyakan justru mematikan kreativitas anak. Aku dulu pernah diomelin ama guru karena beda pendapat ama gurunya. Lah padahal beda pendapat kan boleh, wong ada argumennya juga. Masih kesel deh kalo inget itu
BalasHapusAnak jaman now memang nggak bisa dididik dengan cara seperti jaman kita dulu. Jadi aku setuju banget dengan model pendidikan yang diterapkan Mbak Ela (Najeela). Belajar harus merdeka agar lebih kreatif. Ah, jadi ingat jaman kita dulu mana ada murid protes jawaban guru? Yang ada cuma iya-iya aja.
BalasHapusLulus tahun ini sepertinya sedih ya. Kayaknya nggak bisa wisuda kayak tahun-tahun sebelumnya. Tapi tetap harus semangat ya kan ada wisuda online. Adalah selebrasi meski online.
BalasHapusHuaaa jadi flashback ke tahun 2007 udh 13 tahun yg lalu wisuda dari FH Brawijaya. Sama2 fakultas Hukumnya, sama2 kuliah di kampus negri mesti beda merk wkwk cuma beda nasib haha. Kakaknya Ella ternyata guru to, Masyaallah pinternya udah satu keturunan kali haha.
BalasHapusBener banget kuliah bukan sekedar IPK dan nilai atau terbatas pada memory kenangan masa lalu ya. Duhh semoga pandemi segera berlalu supaya wisuda nya bener2 jadi ceremoni bisa nyenengin ortu ya
Aku sesungguhnya baru tau kalau Narasi TV itu punya kak Nana.
BalasHapusKeren banget acara wisuda online ini, karena kau juga ikutan nonton dan gak terlupakan sama pesan kak Nana dan kak Ela Shihab.
Di zaman sekarang gelar pendidikan tidak terlalu diutamakan dalam memperoleh pekerjaan. Banyak keahlian khusus yang ternyata tidak didapat dari dunia pendidikan formal yang bahkan dikuasai oleh mereka anak-anak yang kreatif.
BalasHapusKeren yaaa... Memang wanita yg cerdas. Kalau narasi TV saya kira semacam YT pribadi Najwa ternyata memang udah jadi semacam medianya ya
BalasHapusSuka dengan quotenya Mba Ela Shihab yg menyatakan bukan banyak likenya tapi bermanfaat atau tidak utk org lain.. sukaa. Iya kita memposting sesuatu harus dibenarkan tujuannya, bermanfaat atau tidak untuk orang lain. Bukan sekedar eksis.
BalasHapusKlo ada wusuda online begini biar psbb efek pandemi tetap bisa punya moment berharga wisudaan ya. Mungkin malah lebih spesial karena berbeda
BalasHapus