Cara Berpendapat di Internet

Cara Berpendapat di Internet - Pada zaman sekarang, kita seolah hidup dalam dua dunia, yaitu dunia nyata dan dunia maya. Nyaris tak ada orang yang tak menggunakan gadget dan terhubung dengan jaringan internet setiap harinya. Apalagi pada masa pandemi seperti sekarang ini, kita dituntut untuk memperbanyak aktivitas di dalam rumah saja.

Bekerja dan bersekolah kini lazim dilakukan di rumah saja. Istilah umunya WFH (work from home) dan PJJ (pembelajaran jarak jauh) atau BDR (belajar dari rumah). Makin banyak istilah nih yang masuk di kosa kata kita selama pandemi selain PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat).


Cara berpendapat di internet

Bersikaplah Sama Baik di Dunia Nyata Maupun di Dunia Maya

 

Mirisnya, masih banyak orang yang memperlakukan dunia maya berbeda dengan dunia nyata. Bagaikan memiliki dua kepribadian dalam merepresentasikan dirinya. Di dunia nyata dia bisa menahan dirinya dalam berpendapat sementara di dunia maya tak demikian. Padahal sejatinya, dua dunia ini haruslah diperlakukan sama.


Ambil contoh, jika di dunia nyata kita ingin semua orang bersikap sopan kepada kita maka demikian pula halnya di internet, bukan? Kita pasti tak suka jika ada orang yang mengatakan sesuatu seenaknya dan menyakitkan hati di kolom komentar media sosial kita, bukan? Nah semua orang pasti demikian tapi pada kenyataannya, ada saja yang kebablasan.

 

Jangan Lakukan Hal Tak Elok di Dunia Maya

 

Ada yang berkomentar dengan mencela fisik artis di kolom komentar media sosialnya, juga secara direct message. Selebriti Ayu Tingting misalnya, kalau biasanya dia diam saja ketika dirinya atau orang tuanya di-bully oleh netizen Indonesia maka dia takkan tinggal diam ketika putri semata wayangnya dihina orang di media sosialnya.

Beberapa korban bully terpaksa mengumumkan pelaku bully di media sosialnya agar yang bersangkutan malu dan berhenti melakukannya. Ternyata ada malunya juga orang yang telah mengeluarkan kata-kata kasar itu. Masih baik jika tak dilaporkan ke kepolisian.

Hal-hal di atas hanya sebagian kecil contoh. Ada contoh-contoh lain mengenai cara berpendapat tak elok di internet. Dua fakta ini perlu diwaspadai:

  • Media sosial menjadi kendaraan anak muda melakukan tindak kekerasan terhadap sebaya (perundungan, pelecehan, kejahatan, kekerasan dalam berpacaran) – Jurnal Elsevier 2014 (Kurniawan A. S di gln.kemdikbud.go.id).
  • Kasus cyberbullying yang terjadi di media sosial menyangkut penampilan 61%, prestasi akademik 25%, ras 17%, masalah gender 15%, status finansial 15%, agama 11% - Kompas.com dari Broadbad Search.

Lalu apa yang bisa kita lakukan?


Berpendapat di dunia maya

Waspadai Konten yang Bisa Menimbulkan Masalah

 

Well, mulai sekarang jauhilah konten-konten yang bisa menimbulkan masalah pada diri kita. Apa saja itu? Simak ya.

  • Hoax : kabar bohong atau mengungkapkan hal yang tidak benar.
  • Ghibah sama dengan gosip: menggunjing atau mengobrolkan mengenai hal negatif tentang seseorang atau sesuatu.
  • Fitnah: menuduh pihak lain tentang sesuatu yang tidak benar.
  • Adu domba, melakukan hal dengan tujuan mengadu domba.
  • Bullying: menyerang atau menganiaya pihak secara psikis maupun fisik.
  • Aib: malu, menyebarkan aib atau kekurangan/kecacatan sesuatu atau seseorang yang bisa menimbulkan rasa malu dari yang bersangkutan.
  • Mengandung ujaran kebencian: mengatakan hal-hal yang menunjukkan kebencian pada pihak lain.
  • Plagiasi: jiplak atau memuat konten orang lain tanpa menuliskan sumbernya.
  • Barang terlarang: narkoba, judi, miras, pornografi.
  • Seksisme: melakukan sesuatu dengan prasangka negatif berdasarkan gender.

Sejatinya, kita tak bisa mengontrol orang lain. Yang paling masuk akal dilakukan adalah mengontrol diri sendiri dalam berpendapat dan menjauhi hal-hal yang bisa menimbulkan masalah baik luring maupun daring. Jangan sampai terlibat hukum pidana terkait berpendapat tak elok di media sosial.


3 komentar

  1. bener-bener harus makin hati-hati ya sekarang tuh, salah komen dikit bisa auto viral

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya ... banyak yang tidak bisa menangkap makna sesuai dengan isi hati dan isi kepala si komentator.

      Hapus
  2. Makin kesini orang makin lupa soal etika berpendapat di internet. Makin banyak orang ngomong seenaknya, padahal kalo ga suka dikit bisa berakibat fatal. Sebelum berpendapat, harus dipikirkan lg masak-masak

    BalasHapus